Usai merasakan Mode Normal, saatnya bergeser ke Sport. Dengan background warna merah menyala di layar speedometer, telah menandakan bakal ada sensasi tersendiri. Dan benar saja saat pedal gas kami kick-down, tubuh seakan tertarik ke belakang tanda akselerasinya lumayan buas.
Di sinilah ada kenikmatan tersendiri bagi yang berkemudi ingin lebih agresif. Beruntung sekali jalanan di Surabaya malam itu benar-benar sepi, sehingga decit ban bergesekan dengan aspal lumayan terdengar jelas. Oh ya konsekuensi dari Mode Sport, bila di layar MID konsumsi perliter 13,7 km, sontak dalam beberapa menit telah menjadi 13,3 km. Bila ini diteruskan, besar kemungkinan isi bbm di tangki bakal cepat habis.
Nah saatnya ke mode pilihan terakhir, yaitu Smart. Di mode ini karena ada embel-embel pintar, maka menjadikan Hyundai Creta lebih adaptif tergantung dengan cara Otoplasa memainkan pedal gas. Misalnya bila pedal gas diinjak terlalu dalam, maka dia akan menyesuaikan lebih responsif. Namun ketika bertemu dengan jalanan macet, saat itu pula pedal gas akan lebih adaptif dan mampu menganalisa bahwa ada kondisi di momen itu yang harus bisa diprediksi oleh ECU mobil, semisal tak akan melakukan manuver berlebihan. Dan di mode Smart ini konsumsi bbm-nya pun terbilang irit karena perliternya bisa mencapai 13,4 km.
Baca juga: HADANG HYUNDAI CRETA, HONDA TUNJUK ELEVATE BUKAN HR-V!
Usai memesrai ragam fitur Drive Mode ini, ternyata sangatlah fleksibel dan bisa menyesuaikan pada kondisi jalanan maupun mood pengemudi bersangkutan. Namun yang pasti jika Hyundai Creta sudah secanggih ini, tetaplah mengemudi dengan bertanggung-jawab dan senantiasa mencari aman untuk diri sendiri dan pengguna jalan yang lain. Supaya sama-sama selamat tiba di rumah. (anto)
Cek artikel www.otoplasa.co yang lain di Google News
