Dari gambaran di atas Suzulight Carry tersedia bermacam varian. Berbeda sekali dengan Suzuki Carry sekarang yang fokus memasarkan varian pick up. Kalaupun ada yang tertarik model minibus harus membawanya ke rumah karoseri yang membikin harganya melambung tinggi. Jadi untuk ragam pilihan model Suzulight lebih variatif dibandingkan Carry.
Lalu seperti apa mesinnya?
Bila model sekarang mengusung mesin 1500 cc DOHC 4 silinder, maka Suzulight cukup mengandalkan mesin 359 cc 2 silinder itupun jenis 2 tak yang masih memakai oli samping ala sepeda motor jaman dulu. Jadi dapat dibayangkan suaranya cenderung lebih berisik ala bemo.
Mesinnya pun sangat konvensional karena tak memakai radiator hanya mengandalkan sistem sirip pendinginan udara. Untuk dayanya mencapai 21 hp dan mampu diajak berjalan hingga kecepatan maksimal 76 km/jam. Lumayan kencang untuk ukuran mobil barang jaman dahulu.
Posisi mesin diletakkan di bawah kursi depan. Dijamin celana akan senantiasa kering karena terkena hawa panas dari mesin. Karena ini mobil barang, maka suspensi menganut sistem rigid dengan per daun di depan maupun di belakang.
Oh ya APM Suzuki ketika itu adalah Azeyma Company yang baru memasarkan Carry versi L40. Jadi Suzulight FB meski sempat masuk ke Indonesia tapi dulu masih sebagai bantuan dari Pemerintah Jepang. Setelah Indomobil mengambil alih sebagai APM tunggal, maka nama Suzuki Carry khususnya model ST20 truntung semakin melejit dan menjadi legenda hingga sekarang. Dan berlanjut hingga model sekarang yang lebih modern dan canggih.
Semoga ke depan Suzuki menawarkan varian model Carry yang lebih lengkap ala minibus, tentunya dengan harga yang lebih kompetitif. (anto)
