Beyond The Auto's Enthusiasm
IndeksContact Us

Valentino Rossi Jadi Acuan Marc Marquez Tinggalkan Honda? Owalah!

Ducati Juara Dunia Marquez

Otoplasa.co, Spanyol – Berakhirnya hubungan fenomenal antara Marc Marquez bersama Honda menjadi topik terpanas dunia motorsport di pekan ini. Pemegang juara dunia 6 kali di kelas premiere itu sampai nekat mengabaikan kontrak terbesarnya setahun 12,5 juta euro atau berkisar Rp 213 Milyar. Kalau itu karena Valentino Rossi? Segalanya bisa saja terjadi!

Sebagai pengingat, Valentino Rossi menggapai juara dunia di kelas premiere 7 kali atau lebih unggul satu kali dibandingkan Marquez. Jika ditotal dengan keseluruhan kelas, Rossi 9 kali dan The Baby Alien 8 kali. Selisih satu kali inilah yang membikin pembalap Repsol Honda ini tidak akan selamanya bisa tidur nyenyak.

Bayang-bayang gelar juara dunia yang semakin menjauh usai dirinya cedera dan tertunda hingga empat tahun baginya sudah cukup. Dan ini terpampang jelas dari komentar Marquez usai Honda menegaskan bahwa hubungan mereka harus terhenti di penghujung akhir musim 2023.

Baca juga: DARIPADA MENANGIS, MARC MARQUEZ LEBIH TERMOTIVASI KALAHKAN VALENTINO ROSSI

“Aku tidak tahu harus mulai dari mana, aku tidak tahu kalau bisa baik atau buruk, aku tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya, aku tidak tahu apakah semua ini akan baik-baik saja, tapi aku tahu semua yang telah kita capai bersama. Itu adalah keputusan tersulit dalam hidupku, dipandu oleh pikiran dan keberanian, namun tidak oleh hati. Kalian akan selalu menjadi tim favorit saya, tim yang selalu saya miliki, tim yang mendukung saya, tim yang akan mendukung saya. Tapi satu hal yang jelas bagi saya, saya ingin kembali menjadi pembalap terbaik di dunia dan untuk itu saya harus menikmati motor di atas segalanya.”

Ya, menjadi pembalap terbaik yang harus dibuktikan dengan gelar juara dunia, telah terpatri di kepala Marquez. Dia tak mau lagi bermain-main dengan umur dan tahu harus memaksimalkan peluang yang ada di depannya. Dimana kesempatan itu bisa saja terwujud jika dia mendapatkan motor yang tepat dan kompetitif.

“Saya menggunakan teori pendaki gunung dari buku yang Anda berikan kepada saya. Jika saya bisa mendaki Everest dalam tiga hari, mengapa mendaki dalam lima? Logikanya, jauh lebih berisiko melakukannya dalam tiga hari, Anda akan mengekspos diri Anda lebih banyak dan Anda mungkin tidak akan berhasil, tetapi jika saya tidak mencobanya, saya tidak akan pernah tahu. Anda selalu menyuruh saya untuk mengikuti naluri saya, karena dari segi karakter dan atribut tidak ada yang mengalahkanmu. Dan aku mengikuti saran ini. Pada akhirnya memang benar hati yang berbicara, seperti yang kamu tahu, hubungan kita sangat istimewa, itulah sebabnya aku berharap jalan kita bertemu lagi. Mari kita nikmati enam liburan yang tersisa tahun ini.”

Baca juga: TERUNGKAP MARC MARQUEZ BUKAN LAWAN TERBERAT VALENTINO ROSSI

Sepenggal ungkapan Marquez di atas menegaskan bahwa usia menjadi pertaruhan. Dia tak mau hanya sebagai penggembira bila berlaga di MotoGP. Baginya target tiap musim adalah gelar juara dunia. Namun jika motor yang diharapkan tak terwujud, apalah arti kontrak ratusan milyar pertahun. Marc Marquez lebih memilih pergi demi mewujudkan ambisinya meraih gelar juara dunianya yang ke-9.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *