Beyond The Auto's Enthusiasm
IndeksContact Us

Petrokimia Bisnis Masa Depan Pertamina

kilang pertamina

Otoplasa.com – Pasar bisnis dunia berubah begitu cepat. Indonesia menjadi salah satu pasar global dalam bidang petrokimia. Hal ini diungkapkan oleh Head Of Chemical Group BASF Indonesia Fahrurrozi saat menjadi panelis dalam acara Pertamina Energy Forum (PEF), Rabu, (27/11).

“Saat ini, global demand terhadap produk-produk petrokimia mencapai US$ 560 miliar dengan perkembangan pertumbuhan sekitar 8% per tahun. Ini menandakan bahwa ruang untuk tumbuh bagi industri petrokimia masih sangat besar,” ujarnya.

Menurutnya, ini menjadi kesempatan bagus bagi Pertamina untuk mengembangkan bisnis petrokimia dalam negeri karena saat ini kebutuhan plastik dan produk petrkimia lainnya di Indonesia masih diimpor dari luar negeri.

“Yang harus dipahami, ke depan penggunaan minyak untuk industri petrokimia akan meningkat, sedangkan penggunaan minyak di sektor energi diperkirakan akan menurun karena sudah adanya kendaraan berbahan bakar listrik dan dampak dari pengembangan energi ramah lingkungan lainnya,” imbuhnya.

Sementara itu Waljiyanto, Vice President Strategic Marketing Pertamina, mengatakan proses pergeseran bisnis Pertamina tersebut akan berlangsung selama enam tahun di mulai pada 2020.

“Seperti dicanangkan oleh top management, pada 2020 hingga 2026 terdapat pergeseran bisnis Pertamina. Selama ini, backbone bisnis Pertamina adalah fuel. Secara perlahan, itu nanti akan beralih ke petrokimia, sesuai dengan perubahan lingkungan usaha yang menuntut kami untuk mengimbanginya,” kata Waljiyanto, Senin (4/11).

Menurut dia, peningkatan dari penjualan petrokimia diharapkan sampai kurang lebih lima kali lipat. “Jika selama ini kami cenderung product-oriented, yaitu berdasarkan produk-produk yang dihasilkan dari kilang-kilang Pertamina, ke depannya kreativitas kami ditantang untuk bekerja secara market-oriented,” tukasnya.

Waljiyanto mengatakan sasaran dari pasar sangat penting untuk dipetakan terlebih dulu. Pertamina, bahkan tidak akan ragu jika harus melakukan pengadaan produk dari luar negeri asalkan ada kebutuhan besar akan produk tersebut dari pasar di dalam negeri.

“Jika kilang Pertamina belum maksimal memproduksi produk yang diinginkan masyarakat atau pasar, kami akan mencari sumber-sumber lain, baik di dalam negeri maupun luar negeri dengan cara trading. Oleh karena itu, saat ini kami sedang fokus membangun organisasi trading di Pertamina, khususnya di Direktorat Pemasaran Korporat,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *