Otoplasa.co – Tidak hanya aspal kualitas tinggi Mandalika yang memberi cengkraman maksimal pada ban saat hujan yang dicintai Michael Van Der Mark, melainkan juga karena dukungan suporter tuan rumah. Ini karena pembalap World Superbike (WSBK) tersebut memiliki darah Indonesia dari neneknya yang asal Ambon.
Berkat kombinasi dua hal itulah pembalap yang memperkuat BMW Motorrad itu sangat cinta mati Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Baginya kendati dia berkewarga-negaraan Belanda, dia merasa balapan di Mandalika seperti berlaga di kampung halamannya sendiri.
“Semenjak mereka tahu nenek saya dari Ambon, seketika itu pula saya memiliki ratusan ribu pengikut di media sosial. Sungguh para fans dari Indonesia sangat menyenangkan dan ketika balapan di Mandalika bagaikan home race saya yang kedua,” bangga Van Der Mark.
Tak mengherankan dengan dukungan dari penonton tuan rumah, kiprah van der Mark lumayan mentereng saat balapan World SBK terakhir di Mandalika akhir pekan lalu. Bersama Jonathan Rea dan Scott Redding dia berhasil finis ketiga dan mengantarkannya naik podium.
Total bersama BMW M 1000 RR dia mengoleksi 5 kali podium dan meraih satu kemenangan. Untuk itu menatap musim depan dia semakin tertantang dan bersemangat memberikan yang terbaik lagi, terutama ketika balapan lagi di Mandalika. “Sesungguhnya darah Indonesia saya sedikit dan dari nenek, namun saya tetap bangga dan berusaha untuk memberikan yang istimewa bagi fans Indonesia,” tekadnya.
Sekilas tentang van der Mark. Dia lahir di Gouda, Belanda pada 26 Oktober 1992. Mengikuti Superbike sejak 2012 melalui kelas Supersport. Selanjutnya sukses merebut gelar juara dunia Supersport pada 2014 sebelum promosi ke kelas WSBK pada 2015. Dia juga mengoleksi 12 start Grand Prix, termasuk tampil di MotoGP Malaysia dan Valencia 2017 bersama Yamaha Tech3.
Selain itu van der Mark menuturkan balapan di Mandalika memberikan pengalaman menarik tentang balapan basah di sirkuit. Awalnya sempat tak yakin bakal tampil impresif, namun setelah mencoba beberapa putaran dengan kondisi lintasan tergenang air dan ban tetap mencengkram sempurna di aspal, maka dia pun bisa menekan bersaing di barisan terdepan hingga berhasil menaiki podium ketiga.
“Sirkuit Mandalika sangat luar biasa ketika lintasan basah, meski ada genangan air. Namun aspalnya di sini memberikan daya cengkram yang luar biasa dan ini sangat jarang kami temui ketika balapan di Eropa yang sering kondisi normal,” pungkas Van der Mark. (anto)