Menelaah lebih jauh, ada kemungkinan insinyur Toyota sengaja membatasi kecepatan Raize. Patut diingat ini adalah SUV kompak sehingga wajar bila Toyota memberinya limiter. Selain demi keamanan seluruh penumpangnya, Otoplasa akui konsentrasi mengemudi seakan lebih terkuras berkat bodi mobil yang mulai bouncing alias banyak pantulan di suspensinya saat melaju dengan kecepatan tinggi.
Jadi bagi calon pemilik Toyota Raize harus lebih bijaksana saat mengeksplorasi mobil ini. Gunakan sesuai batas kecepatan yang telah ditentukan di jalan bebas hambatan!
Selain itu yang patut dipahami adalah ketika Otoplasa berkesempatan menjajal mobil baru, berupaya memberikan gambaran sampai sejauh mana batas maksimal yang bisa diperoleh. Harapannya pembaca dapat memperoleh info yang akurat pada Raize versi turbo, yang dipasarkan di Jawa Timur mulai Rp 237,98 juta – 283,5 juta on the road (yang juga telah mendapatkan insentif PPnBM 50%).
Bila itu di jalan tol, kesan kekaguman lainnya saat melewati jalan mendaki menuju Highland Grill Gunung Arjuno di Dusun Gemuk Utara, Desa Wonorejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Jalanan menanjak sekitar 35-40 derajat seakan bukan hal yang sulit bagi Toyota Raize. Mobil ini dengan mudah melewatinya cukup dengan sedikit injakan pada pedal gas.
Oh ya tak kalah menarik, kalaupun menanjak bertemu dengan kemacetan, Raize telah dilengkapi fitur Hill Start Assist (HSA). Fitur ini mampu menahan mobil mundur selama 3 detik, terutama ketika kaki berpindah posisi dari pedal rem ke pedal gas. Jadi lebih aman dan bisa meredam kepanikan bagi pengemudi.
Jadi kesimpulannya selamat bagi konsumen otomotif di Tanah Air, bahwa kini telah datang era mobil-mobil bensin bermesin kecil dengan teknologi turbo. Bila si raksasa otomotif telah bermain di pasar dengan teknologi ini, rasanya tinggal menunggu waktu saja bahwa era turbo akan lebih familiar di konsumen Indonesia. (anto)
