Dari kondisi di atas, bisa memberikan gambaran bahwa pameran otomotif yang terpusat di satu lokasi dengan banyak peserta, mampu menarik minat masyarakat Surabaya dan sekitarnya untuk datang dan berbelanja mobil impiannya. Besar kemungkinan konsumen bisa saling membandingkan sehingga lebih yakin untuk memilih mobil mana yang sesuai dengan kebutuhan. Dan terbukti melalui IIMS, APM peserta pameran berhasil mencatatkan ratusan SPK.
Sementara itu Hyundai yang mengandalkan lalu-lalang pengunjung di Tunjungan Plaza, juga tak bisa dianggap remeh dengan capaian 64 SPK. Pasalnya menggelar pameran di salah satu mall terbesar di pusat kota ini juga mendulang hasil positif. Terbukti mobil listriknya Hyundai Ioniq5 mencatatkan SPK terbanyak hingga 24 unit. Mengalahkan mobil bermesin konvensional lainnya seperti Creta (17), Staria (1), Santa Fe (8), dan Palisade (14). Hal ini juga menunjukkan bahwa konsumen di Surabaya lebih melek dan tertarik dengan mobil listrik yang mulai naik daun.
Sebagai penutup akhirnya terjawab, untuk urusan mendulang SPK, gelaran IIMS lebih sakti jika dibandingkan dengan pameran tunggal di durasi hari yang sama dan di kota yang sama.
Kira-kira sakti mana jika IIMS diadu dengan pameran yang sepadan seperti GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS)?
Tentu ini juga tak kalah menarik. Asal tahu saja dua ajang pameran otomotif terbesar di Indonesia itu terlahir dari rahim yang sama, namun terpisah karena akte kelahiran hak paten. Tapi akan Otoplasa bahas di lain kesempatan. (boi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
