Otoplasa.co – Nasib Maverick Vinales kini sama dengan banyaknya para pekerja yang kehilangan pekerjaan di masa pandemi Covid-19. Ya pembalap tim pabrikan Yamaha itu hingga MotoGP akhir musim 2021 bakal tak lagi balapan, setelah Garpu Tala resmi memecatnya.

Kendati sudah tak bisa menggeber motor Yamaha M1 di lintasan lagi, namun nasib pembalap Spanyol itu masih beruntung karena masih ada tim lain yang menampungnya pada 2022 nanti, yakni Aprilia. Karirnya pun terselamatkan meski dengan pabrikan Italia itu hanya berdurasi 1 tahun dan bisa diperbarui.
Nasib tragis Vinales memang sudah bisa dibayangkan. Bahwa para pembalap jangan sekali-kali melakukan hal-hal yang tak profesional karena menyangkut etos kerja. Meskipun Yamaha dan Honda serta Suzuki bersaing keras di lintasan, tapi untuk urusan etos kerja dan tradisi Jepang, para pabrikan seakan kompak tak akan memberikan kursi kepada pembalap yang bermasalah.
Pengalaman lalu menjadi bukti bahwa ulah pembalap bisa mengakhiri karirnya lebih cepat. Contohnya adalah Max Biaggi yang membanting dan menjatuhkan motornya Honda ketika di pit. Padahal saat itu ada para petinggi pabrikan dan seketika karirnya pun ambles karena tak ada lagi pabrikan Jepang yang mau menerimanya.

Dan akhirnya kini terulang dan terjadi pada Vinales yang sebenarnya ingin kembali lagi ke Suzuki. Dia justru terdampar di Aprilia. Pintu karirnya tertutup untuk semua pabrikan Jepang. Ambisinya yang ingin mendapatkan motor jempolan terpaksa harus direset ulang karena tahun depan dia baru beradaptasi dengan Aprilia.
Yamaha sendiri seakan tak ambil pusing dengan mengakhiri kontrak Vinales lebih awal. Sisa seri musim 2021 benar-benar tak ada lagi Sang Top Gun. Besar kemungkinan Vinales akan berada di rumah layaknya orang-orang yang terkena dampak PPKM.
Upayanya merusak mesin M1 di GP Styria seakan menjadi pintu pembuka seperti apa karirnya ke depan. Kekalutan dan stressnya yang tinggi dengan menggeber mesin M1 melewati batas putaran maksimal (over-rev), akhirnya berdampak dengan pemecatan. Meskipun begitu Yamaha telah menyiapkan pengganti yaitu test rider-nya sendiri, Cal Crutchlow.

Andai jika masalah ini terjadi setahun yang lalu, bisa-bisa pembalap penggantinya adalah Jorge Lorenzo. Dan kemungkinan aroma persaingan dan tingkat hiburan MotoGP semakin meningkat.
Walaupun hubungan ini berakhir dramatis, Yamaha tetap mengucapkan terima kasih kepada Vinales. “GP Styria balapan tidak berjalan dengan baik dan setelah mempertimbangkan lebih mendalam, kedua belah pihak sepakat lebih baik jika kami mengakhiri kemitraan lebih awal,” kata Managing Director Yamaha, Lin Jarvis.
Tak ayal pemilik nomor start 12 itu berkiprah dengan Yamaha selama 4,5 tahun. Terkumpul total 8 kemenangan mencakup 24 podium, serta runner-up 2017 dan 2019. “Doa terbaik untuk Maverick di masa depannya,” pungkas Jarvis. (anto)