Bila sebelumnya manajemen perusahaan Takata, produsen pembuat airbags dipusingkan dengan recall jutaan mobil, di saat bersamaan kembali menghadapi tuntutan dari Johnston. Cacat permanen yang dialaminya, menjadikannya hanya bisa berkomunikasi dengan bantuan notepad.
Keluarga Johnston pun memutuskan gugatan kepada Takata. “Saya tak ingin kejadian ini juga terjadi pada orang lain,” ketik Johnston pada notepadnya.
Dari keterangan saksi mata saat terjadinya kecelakaan September 2015 lalu, darah segar terus mengalir keluar dari leher wanita tersebut. Semoga kejadian ini tak terulang pada pengemudi yang lain. (anto)
