Saat mejeng kali perdana di Surabaya, C125 memang terbukti menyedot banyak pengunjung. “Memang tak menampik banyak yang suka dan penasaran dengan desain retro klasiknya ala C70. Ketika kami menjelaskan harganya, respon pengunjung bermacam-macam. Namun intinya sebagai produk CBU dan bermodel retro memang memiliki kelebihan tersendiri,” urai Suhari.
Sebagai motor bebek, desainnya timeless dan unik. Sentuhan premium dan unsur originalitas yang kental di keseluruhan bodinya. Desain originalnya tetap dipertahankan seperti lampu bulat, model knalpot memanjang yang ikonik. Teknologi modern yang tersemat ada di mesin injeksi berkapasitas 125 cc SOHC 4 gigi berpendingin udara dengan 2 katup. Memiliki ukuran bore dan stroke 52.4 x 57.9 mm dengan rasio kompresi 9,3:1. Maksimum power sebesar 6,76 kW dicapai pada rpm 7500 dan torsi maksimal sebesar 9,79 Nm pada rpm 5000.
Andai Honda Jepang melarang C125 dirakit di banyak negara, dan memang diistimewakan sebagai CBU, Otoplasa yakin dari waktu ke waktu, cucu Honda C70 ini bakal menjadi koleksi para kolektor. Dan dapat dipastikan, harganya bakal melambung di beberapa tahun kemudian. (boi)
