Otoplasa.co – Berawal dari kongkow makan siang pada 4 Mei 1904 antara Charles Rolls dan Henry Royce, akhirnya terciptalah ikon legendaris yang mendunia dan jadi simbol kesultanan seseorang, yakni Rolls-Royce. Inilah merek pabrikan otomotif asal Inggris yang dari dulu hingga sekarang senantiasa menjaga integritasnya sebagai pembuat mobil luxury dan hanya tersedia beberapa unit setiap modelnya.
Namun tak ada yang mengira bahwa antara kedua penemunya berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda. Henry Royce terlahir dari keluarga miskin hingga memaksanya sudah harus bekerja sejak usia 9 tahun. Hal ini terpaksa dilakukan supaya bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Di sisi lain yang sangat bertolak belakang, sang rekanan Charles Rolls berasal dari keluarga kaya. Jadi tak mengherankan Charles muda telah mengenyam pendidikan formal di Trinity College di Cambridge. Kendati strata sosial keluarga mereka berbeda, namun berkat passion yang sama di bidang otomotif, akhirnya mempertemukan keduanya untuk bersinergi menjadi lebih baik.
Memiliki kesamaan latar belakang di bidang teknik dan keinginan untuk membangun mobil terhebat di dunia, baik Charles Rolls dan Henry Royce sepakat membentuk mitra bisnis dari nama belakang marga mereka masing-masing. Di tahun 1904 kemitraan itu dimulai dengan makan siang yang telah direncanakan bersama di Hotel Midland di Manchester, Inggris.
Sebagai informasi jauh sebelum pertemuan bersejarah tadi, sesungguhnya Rolls telah berbisnis otomotif sebagai dealer mobil yang menjual produk impor dari Belgia dan Prancis. Mengingat darah Inggris-nya sangat kental, dia pun berkeinginan kelak suatu hari nanti ada merk asli negaranya yang mampu membawa kemahsyuran negerinya sendiri. Sudah saatnya ada mobil Inggris yang tidak ada duanya.
Hal yang sama semakin klop dengan keberadaan Royce. Memiliki latar belakangnya di bidang teknik, dia pun ahli memproduksi mobil yang waktu itu bertenaga 10 hp. Uniknya sinergi indah ini telah dapat diramalkan oleh Henry Edmunds, yaitu teman bisnis Rolls dan pemegang saham dalam bisnis mobil Royce.
Henry Edmunds sadar bilamana Charles Rolls dan Henry Royce saling bekerja sama, maka bakal terciptalah ikon otomotif yang sulit disaingi oleh pabrikan lain. Untuk itu dia mengatur pertemuan antara keduanya dan berhasil hingga Edmunds pun dinobatkan sebagai kunci utama Rolls-Royce Motor Cars.
Dari pertemuan dan kesepakatan ini, ketiganya mulai menyusun strategi bagaimana segera memasuki pasar otomotif di Eropa. Awalnya Charles Rolls sangat fanatik dengan mobil-mobil bermesin 3 ataupun 4 silinder. Namun setelah Henry Royce memaparkan bahwa dia bisa memproduksi mobil dengan mesin bersilinder kembar dengan jumlah lebih banyak, maka terbukalah wawasan Rolls.
Setelah melihat mesin silinder kembar buatan Royce, maka pada bulan Desember setelah pertemuan mereka, Rolls setuju untuk menjual mobil sebanyak-banyaknya sesuai dengan kemampuan yang bisa diproduksi Royce. Tak kalah penting semua mobil produksi bersama ini harus tertera lencana bertuliskan Rolls-Royce yang kini lebih dikenal dengan sebutan Spirit of Ecstasy. Inilah wujud simbol legendaris dewi bersayap dengan posisi menunduk yang senantiasa terdapat di ujung kap mesin paling depan.
Oh ya usai mobil-mobil tadi telah diproduksi Royce dan menjelang dipasarkan, kemitraan mereka pun resmi berdiri dengan sebutan Rolls-Royce Motor Cars pada 15 Maret 1906. Sungguh perjalanan bisnis yang adem ayem hingga sekarang dan Rolls-Royce pun semakin berkembang dengan menambah varian produksinya dengan mobil listrik, yang rencananya akan diberi nama Spectre. Mengingatkan kita akan film khas Inggris lainnya yakni, James Bond. (anto)