Beyond The Auto's Enthusiasm
IndeksContact Us

Ke Depan Pertamina Harus Lebih Lincah & Adaptif

Waljiyanto
Vice President Industrial & Marine Fuel Business PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading, Waljiyanto
Otoplasa.co – Tantangan bisnis yang dinamis mengharuskan Pertamina lebih lincah dan adaptif dalam menghadapinya. Tak terkecuali untuk sektor BBM industri dan marine. Sejumlah upaya pun dilakukan agar Pertamina tetap menjadi market leader dalam segmen bisnis ini. Berikut penuturan Vice President Industrial & Marine Fuel Business PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading, Waljiyanto, terkait hal tersebut.

Bagaimana perkembangan bisnis produk BBM Pertamina untuk industri dan marine saat ini setelah terjadi perubahan struktur organisasi holding-subholding?

Bisnis yang kami kelola adalah Industrial and Marine Fuel, BBM yang dikonsumsi oleh konsumen pada sektor industri dan marine. Konsumen kami terbagi dalam beberapa segmen. Pertama, VVIP, yaitu konsumen yang terdiri dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan), TNI AU/AD/AL dan Polri, yang merupakan pilar-pilar ketahanan negara sehingga menjadi prioritas utama untuk dilayani, tidak boleh tidak. Ada juga Kesatuan Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (KPPLP), Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), SAR, dan Bea Cukai Kedua, segmen strategis, yakni konsumen-konsumen vital BUMN yang menyangga kebutuhan hajat hidup orang banyak. Seperti PLN, PELNI, Pelindo, PT KAI, Pelayaran Nasional Indonesia, dan ASDP. Ketiga, bisnis, antara lain konsumen yang bergerak di berbagai sektor, seperti pertambangan, perkebunan, energi (KKKS), marine dan industri lainnya.

Keempat, Small Medium Enterprises (SME), yakni industri-industri kecil UKM yang perlu dukungan BBM non-PSO. Kelima, agen, yaitu lembaga penyalur kepanjangan tangan Pertamina bagi konsumen yang memerlukan dukungan khusus.

Keenam adalah Ijin Niaga Umum (INU), yaitu perusahaan yang mendapat ijin niaga umum dan memerlukan pasokan BBM. Ketujuh, subsidiary, yaitu anak perusahaan seperti PT Patra Niaga dan PT Elnusa Petrofine, PT Pertamina Retail, serta yang lainnya.

Terakhir, kewajiban pelayanan publik atau Public Service Obligation (PSO). Konsumen-konsumen yang mendapatkan alokasi BBM PSO, BBM Bersubsidi seperti PT KAI dan PELNI untuk penumpang umum.

Setelah adanya perubahan struktur organisasi dari Holding ke Sub holding, Alhamdulillah perkembangannya menunjukkan kecenderungan tumbuh dibandingkan pada 2020. Hal ini karena kondisi lingkungan bisnis yang sudah menunjukkan perbaikan meskipun belum kembali pulih seperti pada saat sebelum pandemi COVID-19.

Fungsi Industrial & Marine Fuel (IMF) Business akan melebur ke Sub Holding Commercial And Trading (C&T) pada Direktorat Pemasaran Pusat dan Niaga. Konsolidasi yang kami lakukan untuk menuju bentuk organisasi akhir ‘pelan tapi pasti’. Hal itu menunjukkan semakin solidnya, baik tim yang berada di kantor pusat maupun kawan-kawan di lapangan, khususnya perwira sales force.

Apakah tantangan yang dihadapi fungsi Industrial & Marine Fuel (IMF) Business di masa pandemi ini dan bagaimana solusinya?

Tantangan pada masa pandemi tentu sangat berat. Perekonomian secara umum menurun, prioritas konsumsi bergeser pada kegiatan untuk menjaga kesehatan dan pada kebiasaan baru dalam hal berkoordinasi dan berkomunikasi.

Untuk menyikapinya, kami menjaga agar bisnis kami tetap terjaga pada level minimal sama dengan pertumbuhan industri. Untuk membangun image, kami ikut terlibat dalam menanamkan rasa empati kepada konsumen atas musibah pandemi COVID-19 ini.

Karena keterbatasan ruang untuk bertemu konsumen, kami harus menyesuaikan dengan cara-cara baru (new normal), untuk mendiskusikan kebutuhan konsumen agar koordinasi tetap terjaga. Cara yang kami lakukan dengan perantaraan video conference (vicon) dan meeting sejenisnya. Namun kami akui, efektivitas koordinasi akan lebih baik kalau bertemu secara fisik. Itulah tantangan yang perlu kami pecahkan dengan kreativitas.

Pada dasarnya bisnis B2B ini fokus pada kompleksitas dan size (ukuran). Sehingga kami harus memiliki upaya untuk mengurai kebutuhan di balik kebutuhan konsumen yang kompleks dan customized agar dapat memberikan pelayanan sesuai kebutuhannya. Kami juga harus menjaga agar tetap menjadi partner yang dapat dipercaya karena sekali transaksi sangat signifikan nilainya, berbeda dengan segmen retail.

Bagaimana penerapan Pertamina One Solution dalam upaya memperlancar layanan untuk konsumen industri dan marine?

Konsumen B2B (Business to Businees, red) lebih rasional. Fokus utama kami adalah bagaimana konsumen tersebut dapat memperoleh layanan terbaik dengan harga kompetitif, serta bagaimana konsumen tersebut lebih fokus pada core business-nya sehingga bisnis yang bersangkutan dapat lebih berkembang.

Pertamina One Solution dibangun untuk menerjemahkan pelayanan tuntas kepada konsumenkonsumen tertentu yang diharapkan hubungannya dalam jangka Panjang menuju partnership. Kami menyentuh semua lini kebutuhan pelanggan, mulai dari kebutuhan BBM, pelumas, petrochemical, layanan service yang kami bungkus dalam konsep kemudahan bagi konsumen yaitu One Contract, One Bill Service, One Contact Point, One Monitoring and Control, dan One Order, dengan tujuh layanan Utama.

Pertama, Inventory and Storage Management. Pertamina mengelola infrastruktur supply dan distribusi untuk menjaga ketersediaan stock bagi kelancaran operasional konsumen.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *