Beyond The Auto's Enthusiasm
IndeksContact Us

Karang Laut Berperan Kurangi Emisi Karbon

Menurut kajian-kajian sebelumnya, lanjut Dian, karang sangat sensitif pada perubahan suhu. “Oleh karenanya, saya ingin meneliti terumbu karang sebagai parameter biologi kerusakan lingkungan, sehingga bisa dihasilkan pendekatan yang mengintegrasikan pengaruh peningkatan suhu dan kerusakan karang dalam tahapan manajemen pembuangan air bahang di pesisir,” terang perempuan yang juga koordinator program ITS Smart Eco Campus ini.

Menurut Dian, karang bisa mereduksi emisi karbon. Selain itu, karang menjadi tempat tinggal dan tempat berkembangbiaknya biota laut. Namun, pembuangan air bahang dari industri ke laut telah merusak karang, sehingga mengalami coral bleaching atau pemutihan karang.

Dian Saptarini (membawa buket bunga) bersama keluarga dan para kolega usai sidang doktor

Coral bleaching adalah proses menghilangnya warna karang menjadi putih yang diakibatkan oleh degradasi populasi zooxanthellae yang bersimbiosis dengan karang. Degradasi ini menyebabkan karang menjadi mati dan fungsinya dalam mereduksi emisi karbon, dan tempat tinggal serta berkembang biak biota laut menjadi hilang.

Dari penelitiannya tersebut, Dian menemukan adanya perbedaan bentuk karang yang berada di daerah yang mengalami kenaikan suhu dan tidak. “Karang yang berada di daerah yang mengalami kenaikan suhu akibat air bahang berkarakteristik seperti batu, sedangkan karang yang berada di perairan yang ideal memiliki karakteristik bercabang-cabang,” ungkapnya.

Dari pengamatannya tersebut, ia menyimpulkan bahwa keberadaan karang yang berbeda karakteristiknya ini menjelaskan informasi lingkungan yang berbeda. Dengan penelitian lanjutan, Dian menemukan bahwa peningkatan suhu yang dapat ditolerir oleh karang kurang lebih 2,3℃. “Suhu ideal karang tumbuh ialah 26 – 30℃, maka batas ambang ekologi yang bisa ditolerir karang untuk tetap bertahan adalah 32℃,” tegasnya.

Di akhir presentasinya, Dian mengungkapkan hasil penelitiannya ini berlaku secara universal, meski masih sebatas pada area tropis. Selain itu, masih banyak hal yang bisa dikembangkan lagi untuk melengkapi penelitiannya ini. Dian mengatakan, topik seperti bagaimana karang bisa beradaptasi dengan perubahan lingkungan atau fase perkembangan karang adalah beberapa contoh topik yang bisa diteliti untuk melengkapi temuan ini.

Dikatakan Dian, kebutuhan energi di Indonesia yang tinggi menjadi salah satu penyebab tingginya pembuangan air bahang yang masif. Dengan diketahuinya ambang batas ekologi karang, ia berharap pembangunan untuk memenuhi kebutuhan energi ke depannya bukan sekedar membangun. “Tapi juga memperhatikan di mana kita membangun, dan dampak apa yang bisa terjadi akibat pembangunan itu,” pungkasnya. (*/anto)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *