Otoplasa.co – Ada yang menarik ketika Yulian Karfili, PR and Digital Manager PT Honda Prospect Motor (HPM) menjelaskan dampak kelangkaan pasokan chipset atau chip semikonduktor. Berkat krisis komponen vital tersebut sangat mempengaruhi inden panjang All New Honda BR-V hingga sampai 3 bulan.
Tipe dan model yang paling terdampak adalah BR-V yang telah mengusung teknologi Honda Sensing. “All New Honda BR-V yang terdapat fitur Honda Sensing sangat terdampak pasokan chip semikonduktor yang langka. Apalagi mobil semakin canggih semakin butuh banyak chip,” jelas Yulian Karfili yang akrab dipanggil Arfi.
Untuk menyiasati permintaan yang meningkat terhadap BR-V terbaru, Arfi menyarankan konsumen untuk memilih model selain Honda Sensing. “Kalau demand tinggi, kami tidak bisa memasok dampak keterbatasan komponen. Yang lebih bisa diproduksi oleh fasilitas produksi adalah All-New Honda BR-V yang tidak menggunakan Honda Sensing, ini pasokannya lebih tinggi,” terangnya.
Jika All New Honda BR-V tanpa fitur Sensing, maka pilihan setingkat di bawahnya adalah tipe Prestige. Dimana tipe tanpa fitur Honda Sensing ini sesungguhnya penampilannya tak berbeda jauh. “Kalau dilihat secara fitur dan tampilan, sebenarnya hanya sedikit sekali bedanya dan dengan value yang sangat baik,” saran Arfi.
Sebagai informasi, chip semikonduktor merupakan komponen dasar untuk seluruh fungsi elektronik pada mobil. Semakin tinggi teknologi atau fitur yang disematkan, semakin banyak menggunakan chip semikonduktor.
Hanya saja inilah keunikkan pasar otomotif nasional. Sebagian besar konsumen cenderung memilih tipe dan model yang lebih tinggi yang fiturnya lebih lengkap. Alhasil jika melihat fenomena inden BR-V yang lumayan lama, bisa-bisa beralih ke model yang lain.
Ya itulah gambaran krisis pasokan chip semikonduktor, terutama di masa pandemi seperti sekarang. Beberapa perusahaan pemasok chip turut terdampak pandemi, karena efeknya berantai. Selain itu chip pun menjadi komponen yang direbutkan oleh industri otomotif, smartphone maupun perangkat elektronik lainnya.
“Jadi kini kita pun menjajaki mendapatkan chip dari produsen yang lain,” tutur Arfi.
Sementara di sisi lain, khususnya setelah aturan insentif (Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah) berlaku, animo konsumen ikut naik namun terkendala pasokan unit. (boi)