Otoplasa.com – Bicara dinasti, tentu membahas seputar silsilah ikatan darah hingga persaudaraan. Dari dinasti inilah maka akan diketahui hak dan kewajiban sesuai perannya masing-masing.
Berangkat dari hal tersebut, Royce Muljanto (41) yang akrab dipanggil Mr President berupaya mengundang para saudara dekatnya untuk menyampaikan posisinya di hadapan sang ayah, Liek Muljanto (70) yang kerap disebutnya dengan julukan The King. Harapannya dengan tersampaikan siapa diri dan posisinya, akan mengakhiri polemik perebutan aset perusahaan. Dimana hal ini sebagai jawaban pula terhadap himbauan Toyota Astra Motor (TAM) dalam menyelesaikan permasalahan antara Liek Motor dengan Liek Motor Mojokerto secara kekeluargaan.
Royce berupaya supaya hati The King melunak supaya polemik segera berakhir. Caranya dengan memberikan sertifikat atas nama dirinya (Royce Mulyanto) yang selama bertahun-tahun tertahan di Bank Permata Tunjungan. Demikian yang disampaikan Mr President saat press conference dengan para media di Excelso Ahmad Yani Surabaya, Senin (23/03) siang.
“Tentu saya berharap permasalahan ini segera berakhir dan saya mengirimkan undangan ke saudara-saudara saya. Meski mereka gak datang, tapi intinya mereka mengetahui bahwa apa yang saya sampaikan di hadapan media akan sampai juga ke telinga mereka,” terang Royce.
“The King menggunakan cara-cara orang lemah, membentengi dirinya dengan pengacara Bank Permata dan aparat Polsek Genteng supaya saya tidak bisa mengambil sertifikat atas nama saya sendiri,” imbuhnya.
Kendati bagai membentur batu cadas, namun Royce tetap berusaha melakukan jalur komunikasi secara kekeluargaan, bukan dengan menempuh jalur hukum. “Saya di-lockdown sama The King, tidak punya akses ke sana, makanya saya bicara sama media supaya semua tahu jalan cerita yang sesungguhnya. Inilah namanya hukum kebenaran,” tuturnya.
Seperti diketahui sejak 1998 Royce turut andil membangun kerajaan bisnis Liek Motor. Di tangannya berdiri Liek Motor Mojokerto, Liek Motor Indrapura, hingga Bengkel Ketabang yang posisinya persis di belakang diler Liek Motor Walikota Mustajab. “Saya masih ingat ketika harus mencari dan memilih lantai keramik untuk membangun Liek Motor Mojokerto, sesuai aturan standar Toyota. Lha sekarang malah dijual oleh The King. Padahal itu punya saya,” ungkapnya.
“Semua tahu bahwa Liek Motor punya saya, secara de facto dan de jure banyak saksinya. Waktu itu ada pertemuan di Kempinski Hotel Jakarta 18 November 2015, pak Hartono yang bacakan. Saksinya pak Dharmawan Harlim, pak Darmawan Widjaja, pak Suryo, pak Herman, bersama The King, The Queen (ibunya), Mr Akiyama dari TMAP Finance Jepang bahwa Liek Motor punya saya” tegasnya.
Sepintas beberapa poin yang ingin disampaikan Mr President kepada The King:
– Memastikan The King sadar sepenuhnya bahwa apa yang dibangun Royce selama ini merupakan kewajiban dari putra sulung untuk memiliki dan mengatur Imperium Liek Motor. Di antaranya adalah system sales mobile yang dirancangnya yang kini masih dipakai operasional Liek Motor, kemudian aset-aset Liek Motor termasuk diantaranya Liek Motor Mojokerto dan Ketabang.
“Saya berharap suara saya didengar para family yang saya undang hari ini agar The King mengetahui, selanjutnya bila setelah acara ini tidak ada respons yang positif tinggal saya eksekusi secepatnya aset-aset tersebut,” pungkasnya.
Seperti apa kelanjutan bisnis dinasti Liek Motor akan berakhir?
Kita tunggu saja perkembangannya. (anto/23-03-2020)