Keluar Tol Kertosono, saatnya melewati jalan nasional menuju Kediri. Terus terang jalanan bermarka kuning putus-putus hingga panjang, cukup bikin gemas jika bersua dengan deretan truk gandeng. Untunglah mesin i-VTEC khas Honda mampu menyalurkan adrenalin Otoplasa saat menyusul kendaraan di depan termasuk truk ukuran besar.
Sekali kick down (injak pedal gas secara tiba-tiba) sambil memainkan tuas matic ke posisi S, seketika itu pula semburan tenaga mesin yang disalurkan ke roda depan asyik diajak berakselerasi. Cukup beberapa detik kendaraan yang didepan berhasil tersusul. Usai kembali ke lajur kiri, tuas pun Otoplasa kembalikan ke posisi D. Jadi biarlah ECU yang mengatur proses perpindahan gigi secara smooth. Intinya jika di D, konsumsi bbm pun akan lebih irit dan pemakaian kombinasi rata-rata, baik di tol maupun di jalanan umum, mencatatkan 1 liter untuk 14 km. Masih iritlah.
Memasuki jalanan Tulungagung – Trenggalek, rute yang dilewati lumayan variatif. Tantangan sebenarnya adalah tanjakan tajam hingga turunan yang curam. Di sini performa BR-V sangat bisa diandalkan. Yang menarik ketika melewati jalanan pasir di Pantai Prigi, memberikan keyakinan bakal tak terjebak pasir yang menghisap maupun terantuk batu. Itu karena jarak ground clearance BR-V yang lumayan tinggi mencapai 201 mm.
Keindahan Prigi lainnya adalah deretan kapal nelayan yang siap berangkat melaut di malam hari. Usai menikmati Prigi, kami pun melanjutkan ke Magetan. Mau tahu keseruannya bersama BR-V, tunggu ulasan berikutnya. (anto/22-01-2020)
