Surabaya (otoplasa.com) – Santer dikabarkan bahwa mesin Daihatsu All New Terios kalah tenaga dengan versi lama. Sekedar info, mesin lama yang sama-sama berkapasitas 1.500 cc berkode 3SZ-VE, memiliki daya 109 PS dan 14,4 kgm. Bandingkan dengan mesin terbaru 2NR-VE berdaya 104 PS dan torsi 13,9 kgm.
Perbedaan daya hingga 5 PS dan torsi 0,5 kgm, seakan menggiring mindset Otoplasa bahwa All New Terios bakal lemot performanya.
Kenyataannya … ?
Justru berbeda kebalikkannya. Bodinya yang makin bongsor ternyata cukup lincah saat diajak berakselerasi melewati beberapa ruas jalanan padat Surabaya. Tak puas, Otoplasa sengaja ajak masuk ke tol dalam kota. Di sinilah baru performa Terios terbaru terungkap.
Meski tenaga mesin berkurang, namun disini insinyur Daihatsu menyematkan teknologi drive by wire. Teknologi inilah yang menjadikan performa mesin lebih smooth dan berimbas pada konsumsi bbm yang lebih irit. Oh ya, kali ini yang Otoplasa jajal adalah transmisi manual.
Proses perpindahan giginya lumayan halus dan saat jarum rpm menyentuh angka 2.000, mulailah performa akselerasi mesin tergali optimal. Anda akan merasakan bahwa permainan injakan pedal gas akan seirama dengan keinginan. Mau berakselerasi melewati kendaraan di depan sangat mudah.
Satu hal yang bikin Otoplasa suka saat melewati bundaran tol Darmo Satelit menuju ke Perak. Lintasan oval yang melingkar, tentu terbayang bakal membikin limbung bodi All New Terios yang cukup tinggi. Nyatanya hal itu tak terjadi!
Meski saat itu jarum speedometer menyentuh kecepatan 70 km/jam dengan posisi mobil menikung, namun gejala body roll tak terasa. Adanya teknologi VSC (Vehicle Stability Control) benar-benar menjaga posisi mobil tetap di jalur semestinya. Dan fitur ini tak ada di Terios yang lama.
Mungkin itu dulu kesan bersama sang fenomenal dari Daihatsu. Mengapa fenomenal, karena disini Anda akan menemukan value for money untuk medium SUV. Beragam fitur yang selama ini ada di kendaraan premium, telah menular di SUV seharga Rp 260 jutaan (estimasi mengingat harga resminya belum keluar).
Oh ya tak kalah penting, indikator hijau eco driving jangan dilupakan. Disini Anda akan menemukan tiga baris sejajar lampu hijau yang menyala berbarengan, menjadi pertanda bahwa posisi gigi persneling selaras dengan injakan pedal gas. Konsekuensinya konsumsi bbm akan lebih irit dan Otoplasa mencatatkan rata-rata perliternya bisa menempuh jarak 12,9 km. Sangat irit, meski waktu itu indikator lampu bbm telah menyala kuning. (anto)