Otoplasa.com – Entah mengapa 1 Mei selalu menjadi momen yang cukup menyesakkan dada. Pertama adalah banyak saudara kita, terutama kaum buruh maupun teman media reporter yang senantiasa memperjuangkan kesejahteraannya. Intinya 1 Mei yang diperingati sebagai Hari Buruh Internasional menjadi wujud nyata perjuangan nasib buruh untuk menjadi lebih baik dan lebih sejahtera.
Bila itu Hari Buruh, maka di hari yang sama tepatnya 26 tahun yang lalu, adalah hari kesedihan bagi para pecinta motorsport. Dimana ketika itu 1 Mei 1994 adalah tewasnya salah satu legenda pembalap Formula 1 terhebat sepanjang masa, yaitu Ayrton Senna da Silva.
Juara dunia tiga kali itu beristirahat panjang di pemakaman Morumbi, Sao Paulo, Brazil. Terpampang pada nisan berplakat kuning dengan tulisan ‘Nada pode me separar do amor de deus’ yang berarti kurang lebih ‘Tidak ada yang bisa memisahkan aku dari cinta Tuhan’, di bawah namanya.
Saat meninggal Ayrton masih berusia 34 tahun atau usia emas kematangan seorang pembalap. Peristiwa mengerikan itu terjadi di Grand Prix San Marino, Imola Italia. Kepergiannya pun ditangisi koleganya, seperti komentar Niki Lauda yang juga sama-sama juara dunia tiga kali. “F1 ada dalam genggaman Tuhan dan akhir pekan ini dia mengambilnya.”
