Otoplasa.co – Konsumen otomotif di Tanah Air, bersiaplah bahwa sebentar lagi akan hadir Suzuki S-Presso. Menilik namanya tentu bakal terngiang dengan minuman instan Kopi Espreso. Kenyataannya SUV yang cukup populer di India itu meraih hasil tes tabrak Global NCAP dengan bintang 0 (nol)!
Apakah nama S-Presso mencerminkannya sebagai produk instan? Mari kita kupas.
Di jagat otomotif nasional sekarang salah satu mobil yang hangat dibahas adalah Suzuki S-Presso. Nama SUV imut ini telah didaftarkan Suzuki Motor Corporation di Dirjen Kekayaan Intelektual, Kemenkumham sejak April 2021 lalu. Dengan kata lain mobil ini siap melenggang dalam waktu dekat, mengingat Suzuki S-Presso telah bersliweran di beberapa negara Asia Tenggara seperti Filipina dan Thailand.
Suzuki S-Presso mengusung mesin K-Series berkapasitas 998 cc yang juga dipakai di Suzuki Karimun Wagon R berkode K10B. Dapur pacu ini mengandalkan 3 silinder segaris berdaya 67 hp di 5500 rpm dengan torsi 90 Nm pada 3500 rpm. Kompresinya cukup tinggi di kisaran 11:1 yang mengartikan konsumsi bahan bakarnya minta RON di atas 92 atau Pertamax.
Bila spek bahan bakarnya sesuai dengan kebutuhan mesin, jangan heran perliter bbm-nya dapat menempuh jarak hingga 20 km. Jika ini tercapai maka dapat dipastikan akan banyak konsumen yang tertarik meminang mobil ini. Maklum saja untuk sekali isi full tank sebanyak 27 liter dapat membawa mobil ini hingga 540 km atau bisa bolak-balik Surabaya-Malang PP hingga 3 kali.
Pilihan transmisinya ada manual 5 tingkat percepatan dan AMT (Automated Manual Transmission). Untuk transmisi matik model ini perlu membiasakan diri, karena kerap terdapat jeda saat perpindahan giginya, sehingga kurang nyaman karena munculnya hentakan.
Sekarang kembali ke filosofi namanya. Espreso lebih kerap dipakai pada produk kopi instan, dimana terbuat dari kopi gilingan bertekanan tinggi yang disemburkan dengan air panas. Konsumen tak perlu menunggu waktu lama untuk menikmati sesloki minuman bercita rasa tinggi ini.
Hanya saja mengapa mobil berkonotasi cepat saji ini tak memuaskan ketika menjalani uji crash test NCAP. Jelas-jelas tes tabrak Suzuki S-Presso meraih bintang 0 untuk perlindungan dewasa dan bintang 2 bagi perlindungan anak – anak. Apa desain dan penempatan fitur keselamatannya sekadar menempel demi mengejar harga yang ekonomis?
Di India mobil ini ditawarkan paling murah berkisar Rp 80 jutaan. Kendati hasil tes tabrak sangat miris, namun Suzuki S-Presso laku hingga 75 ribu unit. Andai mobil ini jadi masuk ke Indonesia, semoga saja ada peningkatan fitur keselamatannya.
Namun harus realistis kecil kemungkinan fiturnya bertambah karena mobil ini juga datang dari India. Justru bukan fiturnya yang bertambah, melainkan harganya akan melambung bermain di kisaran Rp 140 jutaan.
Bagaimana masih tertarik dengan Suzuki S-Presso? (anto)