Otoplasa.co – Krisis chip Kemenperin (Kementerian Perindustrian) berupaya mendorong industri dalam negeri. Seperti diketahui imbas terbatasnya pasokan semikonduktor atau chip, menjadikan sejumlah industri khususnya otomotif terpaksa terhenti.
Demi menangani masalah ini Kemenperin berupaya menawarkan solusi dengan menyiapkan beberapa langkah untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif. Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan Pemerintah akan mendorong Indonesia sebagai negara tujuan investasi dalam membangun industri chip. Untuk itu dibutuhkan investasi dalam jumlah besar supaya bisa mengembangkan sektor semikonduktor.
“Tantangan itu memberikan peluang baru bagi industri dan startup investor Indonesia untuk melakukan kontrak manufacturing chip yang sedang tumbuh di berbagai negara, terutama Amerika Serikat, Jepang, China, Taiwan, Korea Selatan dan sejumlah negara di Eropa,” kata Agus seperti yang tercantum pada laman resmi Kemenperin, Rabu (01/09).
Dia memaparkan peluang bisnis dan pengembangan industri semikonduktor dalam negeri dapat terbantu dengan adanya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Dimana juga sejalan dengan tujuan Making Indonesia 4.0 untuk memperkuat industri manufaktur dalam negeri. Bahwa dengan adanya krisis chip Kemenperin akan berupaya maksimal supaya tercipta industri semikonduktor di dalam negeri.
“Untuk mencapai target tersebut, tentu dibutuhkan dukungan Pemerintah berupa kebijakan dan fasilitasi fiskal maupun non fiskal,” wanti Agus.
Seperti diketahui Indonesia berkeinginan ikut berpartisipasi dalam rantai nilai industri semikonduktor dunia melalui kerja sama dengan berbagai Mitra MultiNational Companies (MNCs) dan perusahaan startup di seluruh dunia. Dimana permintaan akan kebutuhan chip dari waktu ke waktu semakin meningkat, terutama dengan semakin masifnya produksi di bidang otomotif hingga beragam gadget seperti smartphone, tablet dan yang lainnya.
Tak dipungkiri chip merupakan sumber tenaga bagi dunia modern. Semikonduktor berperan penting dalam pembuatan berbagai jenis perangkat elektronik, termasuk dioda, transistor, dan sirkuit terintegrasi. Terpilihnya chip karena kekompakan, keandalan, efisiensi daya, dan biayanya yang rendah
Terjadinya kelangkaan chip awalnya juga dikarenakan pandemi Covid-19 yang membikin banyak produksi tak bisa berjalan seperti biasanya. Dampaknya beberapa negara pun mulai mengalami krisis pasokan chip khususnya untuk pembuatan tv, smartphone, kendaraan bahkan konsol game.
Perlu diketahui seiring dengan semakin banyaknya kegiatan yang dilakukan secara daring di rumah, kebutuhan akan perangkat teknologi pun semakin meningkat. Bila dulu anak-anak sekolah bisa bertatap muka, maka mau tak mau harus mempunyai tablet, smartphone bahkan laptop sekalipun.
Kebutuhan inilah yang membikin pelan namun pasti kebutuhan akan beragam perangkat elektronik semakin meningkat. Hingga harus berebut dengan sektor industri yang lain seperti otomotif. (anto)