Beyond The Auto's Enthusiasm
IndeksContact Us
OTOLAW  

Jalan Terjal Suksesi Liek Motor

Surabaya (otoplasa.com) – Pecinta Toyota khususnya warga Jawa Timur, tentu familiar dengan diler resmi Liek Motor. Diler milik perusahaan keluarga yang tersebar di beberapa kota ini, rupanya menyimpan bara antara generasi pertama dan kedua. Ibaratnya melibatkan The King dan Putra Mahkota.

Sejujurnya Otoplasa tak memahami ada apa dibalik bisnis yang beromzet hingga ratusan miliar rupiah perbulan ini. Namun setelah bersua dengan Sang Putra Mahkota, Royce Muljanto, akhirnya tersingkap satu-persatu misteri yang sempat heboh di media massa beberapa bulan lalu.

Bila menilik ke belakang, tentu warga Kota Pahlawan sempat heboh dengan pemberitaan kasus penembakan terhadap kendaraan Dinas Tata Kota Surabaya. Ketika itu sang pelaku, yakni Putra Mahkota yang ternyata kini berada di hadapan Otoplasa harus rela menikmati dinginnya lantai penjara selama puluhan malam. Namun siapa sangka, semua itu adalah wujud perlawanan dari Royce yang tak suka dengan kesewenang-wenangan.

Intinya Otoplasa menangkap ‘apa yang kau jual, aku beli’. Demikian tekad Arek Suroboyo ini menyikapi ketika tangga “Satu Dealer”-nya yang berada di kawasan Ketintang dirobohkan oleh Satpol PP. “Sebelumnya memang ada surat pemberitahuan bahwa akan ada penertiban. Ketika saya tanya tetangga kiri kanan, mereka kok gak dapat surat, sementara hanya saya saja yang dapat peringatan. Ada apa ini?,” tanya Royce.

Berlandaskan hal inilah Royce pun mendatangi rumah kepala dinas tata kota Surabaya. Tanpa ragu diapun memberikan beberapa tembakan peluru kaliber 4,5 mm ke kendaraan dinas yang terparkir di depan rumah. Di sini Otoplasa menemukan hal menarik yang mungkin tidak akan ditemukan oleh pelaku penembakan yang lain.

Secara sadar, Royce memberikan identitas dan nomor teleponnya kepada petugas keamanan kompleks perumahan yang didatanginya. Secara terang-terangan dia meninggalkan pesan bahwa jika yang bersangkutan tidak terima, bisa menghubunginya. Artinya Royce secara jantan siap menghadapi segala resiko yang akan diterimanya. “Arek Suroboyo yo harus wani nek bener (Orang Surabaya ya harus berani bertindak jika benar, red),” wantinya.

Memang tak berapa lama, Royce pun digaruk oleh petugas kepolisian. Tak tanggung-tanggung, dia menghadapi tiga ancaman pasal berlapis, diantaranya;
1. Tindakan tidak menyenangkan,
2. Perusakan terhadap benda/barang milik orang lain,
3. Nah ini yang paling berat, undang-undang darurat penggunaaan senjata api yang ancamannya penjara 20 tahun hingga seumur hidup.

“Untuk yang satu dan dua, mungkin hukumannya beberapa bulan dan bisa diganti secara nominal bila ada kerusakkan, namun yang kepemilikkan senjata api itu yang ancaman hukumannya tak main-main,” papar Royce.

Beruntunglah Royce mampu mendatangkan saksi ahli yang mampu mendefinisikan perbedaan seputar senjata api dan soft gun. “Saksi ahli itu bisa memberikan penjelasan di sidang bahwa senjata yang saya gunakan tak ada unsur apinya,” tutur Royce.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *