Beyond The Auto's Enthusiasm
IndeksContact Us

Ingat, Motor & Mobil Listrik Tetap Butuh Sistem Pelumasan!

Otoplasa.com – Masih banyak yang beranggapan bahwa motor maupun mobil listrik sudah tak memerlukan oli untuk pelumasan. Bisa ya dan juga tidak, tergantung tingkat sejauh mana pemenuhan kebutuhan dan kepentingan dari kendaraan listrik itu sendiri.

Bila kendaraan listrik hanya sekedar berputar-putar area komplek perumahan atau lebih ekstrimnya perkotaan, mungkin cukup motor listrik tanpa sistem pelumasan. Biasanya cukup mengolesi poros roda berupa grease atau gemuk, yang sesungguhnya sudah ada di bearing.

Namun bila kendaraan yang dimaksud untuk performa tinggi ala mobil-mobil FIA Formula E, mau tak mau sistem pelumasan harus dibutuhkan. Bahkan jika ke depannya sistem pelumasan sangat menentukan keawetan dari baterai kendaraan listrik, terbuka peluang bahwa kebutuhan oli khusus untuk baterai listrik sangatlah dibutuhkan.

Berangkat dari hal itulah, Shell perusahaan minyak dan oli asal Belanda, sangat tertarik mengembangkan oli jenis baru untuk kendaraan listrik. Seperti penuturan Richard Tucker, General Manager Shell Lubricants Technology, yang Otoplasa kutip dari Reuters.

Demi memuluskan tujuannya, Shell terjun di pentas Formula E bersama Nissan dan Mahindra. Hal yang sama juga terjadi pada perusahaan minyak Perancis, Total, yang menggandeng Tim DS Techeetah.

“Sebagian besar orang yang melihat mobil Formula E atau bahkan kendaraan listrik akan berpikir tidak ada konten dari perusahaan seperti kami,” terang Tucker

“Padahal fungsi pelumasan lainnya yang utama adalah sistem pendinginan. Dan ini masih dibutuhkan khususnya di kendaraan listrik dan kami ingin menjadi perintis di bidang itu,” tegasnya.

Berkat potensi pasar kendaraan listrik masa depan yang lebih menjanjikan, tak mengherankan Formula E mulai mampu menarik minat beberapa perusahaan minyak dunia. Sekaligus sebagai promosi dan menguji teknologi pelumasan terbarunya. Bahkan telah banyak produsen otomotif juga menceburkan diri di pentas balapan listrik, seperti Porsche, Mercedes, BMW dan Audi dari Jerman. Dimana mereka pun bersaing dengan Jaguar, Nissan, Citroen DS, dan Venturi yang berbasis di Nio dan Monako di Tiongkok.

“Elektrifikasi pada kendaraan telah menjadi topik besar dalam seluruh industri otomotif sehingga untuk menjadi bagian yang kredibel dari perjalanan itu Anda ingin terlibat dalam berbagai aspeknya,” wanti Tucker.

Tucker memaparkan Shell berupaya keras menghasilkan ‘Cairan E’ yang mampu berkontribusi untuk kebaikkan kendaraan listrik. Cairan elektrik yang sesungguhnya berupa fluida ini diharapkan mampu meningkatkan kinerja dan efisiensi dari baterai motor listrik yang perlu sistem pendinginan. Bahkan Tucker menambahkan cairan E itu telah ada dan merupakan hasil dari ekstrasi gas alam yang dimampatkan hingga berwujud cairan, yang diproduksi di pabrik Shell di Qatar.

“Jika Anda men-cas baterai ponsel, itu akan sedikit hangat. Jika melakukan itu pada skala besar, seperti di mobil tentu perlu melakukannya dengan cepat, maka suhu panas yang dihasilkan bakal lebih besar dan kami berupaya untuk membuang panasnya dari baterai secara cepat,” ulas Tucker.

Tak tertutup kemungkinan cairan pendingin dari Shell akan didesain menyatu dengan baterai. “Ada banyak cara yang mungkin akan kami tempuh sebagai pemenang untuk masa depan. Bisa saja mengembangkan sistem pendinginan selam, dimana baterainya bersentuhan langsung dengan cairan yang merupakan media transfer panas,” ungkap Tucker yang secara terang-terangan Shell membikin berbagai cairan untuk perendaman atau pendinginan langsung.

Inisiasi Shell pun mendapat sambutan dari pendiri Formula E, Alejandro Agag. Menurutnya sekarang telah memasuki era bahwa perusahaan minyak menyambut baik kehadiran balapan mobil formula listrik terkencang sejagat. “Ini adalah perubahan besar. Perusahaan-perusahaan minyak itu telah memiliki tujuan untuk membuat perubahan besar,” bangganya. (anto/19-01-2020)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *