Otoplasa.co – Ada info menarik dari Jepang seputar rencana peluncuran Daihatsu Rocky lepas turbo yang diklaim lebih hemat dalam mengkonsumsi bbm karena lebih ramah lingkungan. Yang pasti SUV Compact itu mendapatkan tambahan varian hybrid dimana cara kerjanya persis dengan Nissan Kick e-power.
Bila clue-nya sama dengan Kick, pasti sudah terbayang seperti apa ciri khas All New Daihatsu Rocky e-Smart Hybrid. Jadi sistem kerja mobil hibridnya tak sama dengan saudaranya Toyota, yang menerapkan sistem Toyota Hybrid Synergy Drive (THSD) yang mengusung hybrid seri paralel. Khusus pada Rocky e-Smart Hybrid mengusung hybrid seri.
Artinya mesin bensin berperan sebagai generator untuk mengisi listrik ke baterai. Dimana baterai akan menyuplai daya ke motor listrik, yang tenaganya kemudian disalurkan untuk menggerakkan roda mobil. Keistimewaan sistem ini mesin mobil hanya hidup ketika memantau baterai bakal habis dayanya. Saat baterai telah terisi full, maka mesin pun akan mati. Cara mesin yang berperan ala generator ini sangat ringkas, dan dapat dipahami mengapa Daihatsu Rocky e-Smart Hybrid tak lagi memerlukan turbo.
Yang pasti kendati tak memakai turbo, dapat dipastikan Rocky versi e-Smart Hybrid bakal menjadi varian termahal. Sebagai perbandingan Rocky turbo bisa diperoleh dengan harga Rp 220 jutaan, sementara Nissan Kick menyentuh hingga Rp 400 jutaan. Jadi sangat besar kemungkinan bila suatu saat nanti All New Daihatsu Rocky e-Smart Hybrid resmi meluncur, dijamin harganya tak murah lagi.
Oh ya mesin yang digunakan sebagai generator berkapasitas 1200 cc berkode WA-VEX dengan tambahan motor listrik. Kejutan lainnya ada hal lain yang ditiru dari Nissan Kick e-Power. Yaitu ada fitur Smart Pedal atau One Pedal Drive. Dengan fitur tersebut maka mengoperasikan mobil berjalan dan berhenti, cukup dengan satu pedal. Yang patut diingat driver perlu adaptasi supaya lancar mengoperasikannya di jalan.
Menurut rencana varian terbaru Daihatsu Rocky lepas turbo ini akan meluncur pada 1 November 2021, atau kurang dua bulan lagi. Apakah bakal meluncur di Indonesia?
Pertanyaan ini sangat sulit dijawab.
Pertama sebagai varian hybrid berpeluang mendatangkannya secara CBU dari Jepang. Jika seperti itu maka harganya akan melambung tinggi dan kemungkinan bagai bumi dan langit jika dibandingkan dengan Rocky yang beredar di Tanah Air.
Kedua kalaupun dipaksakan dirakit di sini, penyematan teknologi hybrid bakal membutuhkan investasi lagi yang tak sedikit bagi PT Astra Daihatsu Motor. Selain itu butuh pertimbangan apakah perakitan secara CKD dapat memenuhi persyaratan volume minimal supaya proses produksinya lebih efisien.
Setuju? (anto)
