otoplasa.com – Belajar dari kesalahan adalah hal terbaik yang bakal dilakukan oleh Yamaha. Menjelang pramusim MotoGP 2019, bos teknis MotoGP Yamaha Kouji Tsuya menegaskan ada 4 hal kelemahan Yamaha YZR-M1 2018 ketika ditunggangi duo pembalapnya, Valentino Rossi dan Maverick Vinales.
Beragam kelemahan itu diantaranya;
1. Pemetaan (mapping) ECU,
2. Kontrol traksi (traction control),
3. Kontrol roda (wheelie control) dan
4. Rem mesin atau engine break.
Tsuya tak menampik 2018 adalah musim terberat yang dihadapi pasukan Garpu Tala. Para mekaniknya kesulitan menempatkan kekuatan mesin untuk terdistribusi sempurna ke roda dan ban Michelin. Dia mengakui tenaga mesin Yamaha terlalu agresif sehingga kerap menjadikan roda khususnya ban belakang berputar berlebihan usai melewati tikungan. Dimana hal ini juga menyebabkan ban cepat aus. Kesimpulannya setting ECU menjadi kendala bagi para insinyurnya.
“Tahun yang sangat sulit bagi kami. Akselerasi usai melewati tikungan adalah masalah terbesar, termasuk deselerasi, pengereman hingga masuk tikungan,” ujar Tsuya.
Dia memaparkan karakter mesin Yamaha lumayan over power dan cenderung agresif. “Saat di tikungan keluar sangat agresif. Sulit bagi kami untuk menyeleraskan dengan ban. Selain itu pemakaian software kami akui cukup ketinggalan, terutama di mapping, kontrol traksi, kontrol roda dan engine break,” wantinya.
Berbekal beragam masalah yang telah terdeteksi, Tsuya optimis Yamaha telah berada di jalur yang tepat menghadapi musim 2019. “Sekarang kami sedang menguji di Jepang dan kami memiliki beberapa poin positif. Saya yakin kami telah meningkatkan perbaikkan motor tahun lalu, terutama di mesin dan akselerasi. Target kami untuk mesin berikutnya adalah membuatnya lebih mulus tanpa kehilangan kecepatan tertinggi,” tegasnya.
Akankah Rossi dan Vinales bakal puas?
Sejauh ini Vinales mengaku perbaikkan yang dilakukan Yamaha sudah lumayan, hanya saja The Doctor masih merasakan belum ada yang terlalu signifikan saat keduanya menjajal di Valencia lalu.
Tampaknya sekali lagi Yamaha bakal kebingungan dengan respon para pembalapnya. (anto)
