Otoplasa.com – Imbas pergerakan cepat Tim pabrikan Yamaha untuk mengontrak Maverick Vinales dan Fabio Quartararo di musim balap 2021-2022, seakan menghempaskan derajat Valentino Rossi sebagai pemegang 9 gelar juara dunia. The Doctor seakan kehilangan kekuatannya di Yamaha, mengingat usia dan prestasinya yang semakin menurun.
Meski demikian, pengamat MotoGP Italia, Carlo Pernat, menjelaskan Rossi masih memiliki pesona dan harga jual yang tinggi. Disaat terhempas dari tim pabrikan Iwata, dia mendengar selentingan bahwa pemilik nomor start 46 itu sedang bermain mata dengan tim pabrikan yang lain, yakni Aprilia.
“Ini baru dugaan, dan jika motor baru mereka kompetitif, mengapa tidak memikirkan peluang Vale membela Aprilia pada 2021? Ia bisa mengakhiri kariernya di tempat ia mengawali seperti dulu. Namun ini baru kabar, bukan fakta, tapi sudah saya dengar,” wanti Pernat.
Sekadar informasi, awal karir Rossi kali pertama menjadi juara dunia justru bersama Aprilia. Mereka berkolaborasi pada ajang GP125 1996-1997 dan GP250 1998-1999. Waktu itu Rossi juga pernah singgah balapan di Sentul, Bogor, Indonesia. Total bersama Aprilia dia mengoleksi dua gelar juara dunia, 36 podium, 26 kemenangan, dan 5 pole.
Hanya saja Pernat menegaskan peluang Rossi ke Aprilia akan terwujud bilamana menilik performanya bersama Yamaha pada 2020 tak berkembang. Jika Rossi kembali kompetitif, maka 2021 akan memperkuat Tim Satelit Yamaha Petronas, namun bila berada di posisi 7 atau 8, Rossi bisa ke Aprilia untuk mengembangkan motor yang lebih kompetitif.
Beragam analisa yang disampaikan Pernat, seakan menunjukkan bahwa silly season MotoGP 2021 telah mulai lebih cepat dari perkiraan. Imbas langkah cepat Yamaha, telah membikin Ducati kecewa karena tak sempat bernegosiasi dengan Maverick Vinales. Selain itu Pernat yakin langkah Yamaha akan diikuti Honda dalam waktu dekat, yakni mengumumkan perpanjangan kontrak untuk Marc Marquez.
Alhasil pada akhir 2020 nanti, bursa hanya akan menyisakan pembalap kelas kedua, dimana para rajanya telah terikat dengan perjanjian kontrak. (anto/31-01-2020)
