Otoplasa.co, Jepang – Yuki Tsunoda, mengakhiri balapan GP Jepang di posisi ke-12 dengan perasaan campur aduk. Debutnya bersama tim utama Red Bull Racing yang sangat dinantikan di tanah kelahirannya tak berakhir sesuai harapan. Dia gagal tembus 10 besar akibat hasil kualifikasi yang tak maksimal.
Tsunoda resmi dipromosikan dari tim Racing Bulls ke Red Bull usai GP Tiongkok, menggantikan posisi Liam Lawson yang kembali ke Racing Bulls. Akhir pekan balap di Suzuka sempat menunjukkan sinyal positif, dengan performa kuat Tsunoda tampil meyakinkan pada sesi latihan bebas yang konsisten berada di sekitar 10 besar.
Namun, kesalahan pada fase kedua sesi kualifikasi (Q2) menjadi titik balik. Tsunoda hanya mencatatkan waktu tercepat ke-15, satu posisi di belakang Lawson. Meskipun demikian, keduanya naik satu posisi ke P14 dan P13 setelah Carlos Sainz menerima penalti tiga posisi karena menghalangi Lewis Hamilton.

Saat balapan, Tsunoda berhasil menyalip Lawson dan Pierre Gasly—mantan pebalap Red Bull lainnya—untuk finis di urutan ke-12, terpaut 58 detik dari rekan setimnya sekaligus pemenang lomba, Max Verstappen.
“Perasaannya campur aduk,” ujar Tsunoda seusai balapan.
“Tentu saja, ini bukan hasil yang saya inginkan. Setidaknya, saya berharap bisa finis di zona poin akhir pekan ini.”
Tsunoda mengakui bahwa kesalahan di sesi kualifikasi menjadi kunci kegagalannya menembus 10 besar. “Saya harus tampil lebih baik saat kualifikasi. Kecepatan saya sebenarnya cukup bagus, tapi saya terjebak di lalu lintas. Itu cukup membuat frustrasi,” tambahnya.
Meski kecewa, Tsunoda tetap mengambil sisi positif dari 53 lap yang dijalani di Suzuka. “Saya belajar banyak. Mungkin ini lebih dari pelajaran mana pun sebelumnya, jadi saya cukup optimistis.”
Dalam pernyataannya kepada Sky Sports F1, Tsunoda menuturkan bahwa dirinya tidak terlalu terbebani tekanan tampil di rumah sendiri. “Anehnya saya merasa baik-baik saja soal tekanan. Tahun lalu saya justru lebih merasakannya dibanding sekarang.”
Meski begitu, ia tetap kecewa dengan performa kualifikasinya. “Pemanasan (ban) tidak berjalan seperti yang saya inginkan. Saya masih beradaptasi. Mobil Red Bull ini sulit untuk dioperasikan secara maksimal, cukup berbeda dari VCARB. Tapi saya mulai mengerti bagaimana cara memaksimalkannya, dan itu jadi bekal penting untuk balapan selanjutnya.”
Pujian tetap datang dari Penasihat Motorsport Red Bull, Helmut Marko. “Dia kehilangan momentum karena kesalahan di Tikungan 1 saat kualifikasi. Tapi di semua sesi lainnya, ia hanya terpaut dua sampai tiga persepuluh detik dari Max. Itu yang kami cari,” jelas Marko.
Seri berikutnya akan berlangsung di Bahrain pada 11-13 April 2025 atau pekan depan. Yang menarik di pekan mendatang ini juga berlangsung balapan MotoGP di tanggal yang sama yang akan digelar di Qatar. (boi)