Otoplasa.co – Wayang Jogja Night Carnival (WJNC) yang digelar Kamis (07/10) malam bagi Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno bagaikan tontonan kelas dunia. Menurutnya pagelaran seni budaya yang digelar pada puncak acara ulang tahun Kota Jogyakarta ke-265 itu tak kalah dengan aksi karnaval kelas dunia.
“Wayang Jogja Night Carnival (WJNC) sekelas parade karnaval di New Orleans, Amerika Serikat,” bangga Sandiaga Uno.
Pria yang pernah mencalonkan diri sebagai cawapres ini mengapresiasi momentum kebangkitan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Gudeg. Dimana demi mewujudkan WJNC melibatkan ratusan pelaku seni dari 14 Kecamatan atau Kemantren di Kota Jogyakarta.
Para penampil yang terdiri dari 14 Kemantren itu berpentas di empat area. Yakni, area Indraprasta (bercerita tentang para Kesatria-Romance), Pancawati (Kerajaan Kera-Tragedi), Astina (Kerajaan Jin-Komedi), hingga Khayangan (Dewa-Romance) yang tampil secara berurutan.
Turut hadir bersama Menparekraf Sandiaga Uno, Ibu Nur Asia Uno, Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X, Walikota Jogyakarta Haryadi Suyuti, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf Rizki Handayani.
Sandiaga Uno juga menyebut, event yang bertajuk Semar Boyong itu menjadi bagian dari kegiatan-kegiatan terbaik yang dimiliki pariwisata Indonesia yaitu Kharisma Event Nusantara (KEN). Terlebih inovasi dari kegiatan ini, dimana sebelum pandemi, kegiatan ini terpusat di satu tempat dan saat ini semakin berinovasi.
Jika tahun sebelumnya peserta pawai yang bergerak, tahun ini justru penonton yang berpawai menyaksikan suguhan. Penonton melaju dari panggung ke panggung, dengan menunggangi kendaraan hias.
“Harus diapresiasi, apalagi Kota Jogyakarta sangat serius dalam upaya recovery, dengan menuntaskan vaksinasi, itu menjadi momentum kebangkitan dan pengembangan pariwisata,” pungkasnya.
Yang patut dicatat meski digelar pada masa pandemi Covid-19, WJNC menerapkan sejumlah protokol kesehatan yang ketat. Tujuannya penyelenggaraan event nasional itu tidak menimbulkan klaster baru, baik di kalangan pelaku seni maupun penonton. Sehingga tontonan tetap nyaman dan aman bagi seluruh penonton. (anto/photos by Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta)