Otoplasa.co, Qatar – Sempat dikabarkan penyebab cedera parah Jorge Martin di Sirkuit Losail Qatar akibat terjatuh dan terseret di kerb pinggir lintasan. Nyatanya kecelakaan horor pemilik nomor start 1 di musim ini akibat tertabrak Fabio Di Giannantonio. Hasilnya 11 tulang rusuk patah dan paru-paru bocor.
Sempat dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi cedera serius, Martin pun mengabarkan bahwa dia tetap harus bersyukur karena terselamatkan dari potensi tabrakan yang lebih fatal. “Syukurlah… ini bisa saja jauh lebih buruk,” tulis Martin pada unggahannya di Instagram dari ranjang rumah sakit Hamad General Hospital, Doha.
Ia menyampaikan rasa syukurnya karena masih selamat dari insiden yang ia sebut sebagai “adegan terburuk dalam hidupnya”. Dengan totalitas dan fatalitas cedera yang dialami, kini pembalap berjuluk Martinator itu harus menepi hingga beberapa seri ke depan. Sudah dapat dipastikan, proses penyembuhan kali ini lebih lama dan jika dipaksakan, bakal mempengaruhi karirnya di masa depan.

Martin sebelumnya telah absen pada seluruh sesi pra-musim serta tiga seri pembuka di Thailand, Argentina, dan Austin. Hal ini disebabkan oleh dua insiden berbeda: kecelakaan pada hari pertama tes di Malaysia yang menyebabkan patah tulang di tangan dan kaki kanannya, serta kecelakaan saat latihan motocross yang mematahkan tulang radius dan skafoid di lengan kirinya.
Semua upaya pemulihan yang dilakukan untuk kembali membela tim barunya, Aprilia, ternyata tidak menjamin awal musim yang mulus. Debutnya bersama Aprilia boleh dikatakan gagal total. Martin benar-benar harus menggantungkan helmnya untuk sekian lama, dan yang pasti, upaya mempertahankan gelar juara dunianya telah pupus.

Kronologi Insiden di Losail
Pada lap ke-14, Martin yang saat itu berada di posisi ke-17 tampak berusaha menyelesaikan balapan meski tanpa target tinggi. Namun, saat memasuki Tikungan 12, ia keluar jalur dan terseret ke kerb di sisi luar lintasan. Dalam posisi yang tidak menguntungkan itu, tubuh Martin jatuh ke sisi kanan dan secara tragis tertabrak motor Ducati milik Fabio Di Giannantonio yang datang dari belakang dan tidak memiliki ruang untuk menghindar.
Dari rekaman insiden dan keterangan yang tersedia, penyebab utama kecelakaan tampaknya adalah kesalahan jalur yang membuat Martin kehilangan kendali di kerb, area yang sering kali menjadi jebakan bagi pembalap karena licin dan tidak stabil. Namun, cedera serius yang dialaminya diperkirakan terjadi karena dampak tabrakan langsung dengan motor Di Giannantonio yang datang tepat setelah Martin jatuh ke lintasan.
Dengan kecepatan tinggi dan jarak yang terlalu dekat, Di Giannantonio tidak memiliki waktu atau ruang untuk menghindar, dimana hal ini menjadi skenario yang menjadi mimpi buruk bagi setiap pembalap. Ini merupakan jenis kecelakaan yang telah merenggut nyawa pembalap lain dalam sejarah MotoGP, seperti Jason Dupasquier (Moto3, 2021), Marco Simoncelli (MotoGP, 2011), dan Shoya Tomizawa (Moto2, 2010).
Fabio Di Giannantonio menjelaskan bahwa ia berada sangat dekat dan tak punya waktu maupun ruang untuk menghindar. “Dia tepat di depan saya, sedikit melebar. Begitu dia jatuh, tubuhnya langsung berada di jalur saya. Saya melaju sekitar 180–200 km/jam dan tak punya kesempatan untuk menghindar,” ungkap pembalap Italia itu.
Dari analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa insiden utama terjadi akibat Martin kehilangan kendali setelah melebar ke kerb, dan Di Giannantonio tidak secara sengaja menabraknya melainkan tidak bisa menghindari tubuh Martin yang sudah terjatuh di lintasan.
Di Giannantonio sendiri tampak terguncang setelah balapan. Ia sebelumnya sempat mengalami insiden dengan Alex Marquez dan Joan Mir. Ia harus start ulang dari posisi ke-21, lalu bertarung keras menyalip hingga kembali mendekati Martin di lap ke-13.
Insiden dengan Martin benar-benar meninggalkan bekas emosional. “Saya berhenti di depan garasi Aprilia untuk memastikan ia baik-baik saja. Saya merinding. Ini adalah adegan terburuk sepanjang hidup saya,” kata Di Giannantonio.
Ia juga mengkritik manuver Alex Marquez yang dianggap terlalu agresif dan berbahaya di level MotoGP. “Kita tidak bisa membiarkan kesalahan seperti itu. Kalau saya jatuh, mungkin saya sekarang tidak sedang bicara dengan kalian, melainkan berada di pusat medis.”
Kondisi Martin: Paru-Paru Kolaps dan 11 Tulang Rusuk Patah
Awalnya, Martin dilaporkan mengalami enam patah tulang rusuk. Namun, pemeriksaan lanjutan menunjukkan delapan patah di bagian belakang dan tiga di bagian samping, disertai pneumotoraks (paru-paru kolaps). Untungnya, tidak ditemukan cedera pada otak, tulang belakang, maupun organ vital lainnya.
Saat ini, ia masih dirawat di rumah sakit dan belum bisa dipulangkan ke Andorra karena risiko tekanan udara saat terbang. “Martin kemungkinan harus dirawat beberapa minggu di Doha, atau menggunakan ambulans udara khusus yang terbang rendah, cukup lambat, mahal, dan sangat melelahkan,” ujar jurnalis MotoGP Simon Patterson.
Rehabilitasi juga diperkirakan akan lama. “Dengan 11 tulang rusuk patah, ia tidak akan bisa berlatih, bahkan bernapas normal pun akan sangat menyakitkan,” tambahnya.
MotoGP selanjutnya akan memasuki kalender Eropa mulai GP Spanyol di Jerez (25–27 April). Namun, belum ada kepastian kapan Martin bisa kembali ke lintasan. (boi)