Otoplasa.co, Pakistan – Legenda balap Grand Prix, Sito Pons, menyampaikan kebanggaannya terhadap keputusan putranya, Axel Pons, yang memilih jalur hidup tak biasa setelah meninggalkan dunia balap. Sebagai orang tua, mantan pembalap Moto2 itu memutuskan melakukan perjalanan spiritual sejauh ribuan kilometer dengan berjalan kaki.
Dalam wawancaranya, Sito Pons mengungkapkan bahwa perjalanan ini dimulai Maret 2023 dan pada Maret 2025 nanti akan genap dua tahun sejak Axel meninggalkan rumahnya di Barcelona. Dengan tekad kuat, Axel berjalan melintasi berbagai negara, termasuk Makedonia Utara, Turki, dan Pakistan, dengan tujuan akhir mencapai India.
Mencari Makna Hidup di Tengah Perjalanan
Axel, yang kini hidup sebagai musafir, mengungkapkan motivasinya untuk memahami filosofi kehidupan, agama-agama, dan keragaman budaya dunia. Rutinitasnya setiap hari dimulai pukul lima pagi dengan meditasi dan yoga sebelum melanjutkan perjalanan. Ia hanya membawa barang seadanya dalam ransel, memilih tidur di alam bebas, dan menghindari fasilitas seperti hotel.
“Dia ingin melihat dunia dari sudut pandang manusia,” ungkap Sito Pons. “Ini adalah perjalanan penuh disiplin dan pengorbanan, tetapi Axel melakukannya dengan damai.”
Axel bahkan menanggalkan penggunaan ponsel pintar dan media sosial, meskipun ironisnya, perjalanan spiritualnya justru menarik perhatian dunia. Sebuah wawancara di Pakistan menjadikan kisahnya viral, dan banyak orang mencari Axel untuk mengenalnya lebih jauh.
Momen Berharga Bersama Sang Ayah
Sito mengenang saat ia menemui Axel di Makedonia Utara pada Juli 2023. Perjalanan itu menjadi pengalaman yang sangat berarti bagi Sito, yang berjalan bersama putranya selama seminggu, berbicara, dan tidur di hutan.
“Saya memintanya untuk kembali ke rumah setelah sampai di Turki, tetapi dia tetap melanjutkan perjalanannya hingga ke Pakistan,” kenang Sito dengan nada kagum.
Penghormatan terhadap Perbedaan Budaya dan Agama
Selama perjalanannya, Axel tak hanya menjelajahi alam, tetapi juga memperdalam pemahamannya tentang agama. Ia bermeditasi di masjid-masjid, bertapa di kuil Buddha, dan bahkan bersumpah untuk diam selama tiga bulan di sebuah biara di Spanyol sebelum memulai perjalanannya.
“Dia menjalankan misinya dengan cinta dan kedamaian untuk memahami dunia dari berbagai perspektif. Kisahnya adalah pelajaran tentang keberanian dan pengorbanan,” ujar Sito.
Tujuan Akhir: India
Axel kini berada di Pakistan, menunggu kesempatan menyeberang ke India, meskipun perbatasan kedua negara masih tertutup. Dengan musim dingin yang mulai terasa, ia merencanakan perjalanan ke bagian selatan Pakistan sambil menunggu kondisi yang memungkinkan.
“Kisah Axel adalah bukti bahwa semangat manusia dapat melampaui batasan. Ia berjalan bukan untuk ketenaran, tetapi untuk mencari makna hidup,” kata Sito dengan bangga.
Perjalanan Axel Pons bukan sekadar eksplorasi fisik, tetapi juga spiritual. Ia membuktikan bahwa keberanian untuk keluar dari zona nyaman dan menjalani hidup dengan tujuan yang mendalam dapat menginspirasi banyak orang di seluruh dunia. (ton)