Otoplasa.co, Surabaya – Untuk kesekian kali, mobil reaksi kimia Tim Spektronics dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali meraih prestasi. Kali ini memuncaki Podium Chem-E-Car di Jerman.
Raihan juara 1 pada ajang VDI 19th ChemCar Competition 2024 yang diselenggarakan oleh kjVI Verein Deutscher Ingenieure (VDI) Germany yang digelar di Frankfurt, Jerman, Senin (11/11) waktu setempat. Hebatnya, ini merupakan kali keempat bagi tim mahasiswa kebanggaan ITS ini untuk memuncaki podium pada ajang yang sama.
VDI ChemCar Competition sendiri merupakan kompetisi balap mobil prototipe yang menggunakan reaksi kimia sebagai bahan bakarnya atau biasa dikenal sebagai Chemical Engineering Car (Chem-E-Car). Team Manager Spektronics ITS Alifia Salsa Nabila Putri menuturkan bahwa dalam berlaga di ajang ini, timnya telah mempersiapkan berbagai inovasi pada mobil Spektronics 26 x PP andalannya.
Lebih lanjut, Alifia menyampaikan bahwa salah satu dari inovasi tersebut terletak pada sistem kelistrikan pada mobil. Tim bimbingan dosen Departemen Teknik Kimia ITS Dr Rendra Panca Anugraha ST ini berhasil meningkatkan konsistensi dan presisi pada proses konversi energi mobil. “Melalui peningkatan ini, mobil kami dapat mencapai performa yang lebih stabil dan efisien, bahkan dalam kondisi kompetisi yang dinamis,” ungkap Alifia.
Selain itu, tim Chem-E-Car pertama di Indonesia ini juga memberikan improvisasi pada air-aluminium battery yang mampu membuat bobot mobil menjadi lebih ringan. Hal tersebut dapat dicapai melalui pengembangan katoda dengan volume yang lebih kecil, tetapi tetap memiliki daya yang lebih besar dan efisien. “Hasilnya, tidak hanya mengurangi bobot mobil, inovasi pada air-aluminium battery ini juga membuat baterai dapat beroperasi lebih lama tanpa mengorbankan daya output,” jelas Alifia.
Mahasiswa Departemen Teknik Kimia ITS ini mengatakan bahwa kompetisi ini terdiri dari lima tahapan. Tahap pertama adalah concept vorlage, yaitu tahap penyusunan konsep mobil mulai dari rancangan, reaksi kimia yang digunakan, dan desain konstruksi mobil. Selanjutnya, tahap kedua adalah safety document, yaitu pengisian semua aspek keamanan dari seluruh komponen dan reaksi kimia yang digunakan serta dilanjut dengan revisi dokumen pada tahap ketiga.
Pada tahap keempat, Tim Spektronics ITS melakukan presentasi dan safety inspection, yaitu penilaian mobil prototipe pada segi inovasi, teknologi, serta keamanannya. Terakhir, pada tahap kelima adalah race competition. Pada tahap ini setiap mobil akan dinilai tingkat akurasinya dengan cara menjalankan mobil tersebut melalui tenaga reaksi kimia untuk mencapai jarak tertentu yang ditetapkan. “Mobil dengan jarak terdekat pada garis finis akan memperoleh poin paling besar,” terang Alifia.
Usai meraih prestasi ini, Alifia berharap agar Tim Spektronics ITS bisa terus berupaya untuk selalu mengembangkan inovasinya sebagai katalis inovasi. “Semoga Tim Spektronics ITS dapat melanjutkan langkah di perlombaan internasional lain dan terus memperluas cakupan kompetisi ke depannya,” harap gadis asal Serang tersebut. (boi)