Beyond The Auto's Enthusiasm
IndeksContact Us

Mengenal Standar IATF 16949 untuk Audit Mutu Otomotif

Oleh: Emi Kusmaeni, S.E., M.Ak.

IATF Audit Mutu Otomotif

Otoplasa.co, Surabaya – Standar IATF 16949 dikembangkan oleh International Automotive Task Force (IATF) berdasarkan prinsip-prinsip dasar ISO 9001 yang dispesifikkan untuk industri otomotif. IATF 16949 merupakan pedoman yang digunakan oleh industri otomotif untuk menjaga kualitas produk dan proses produksinya. Sebelum adanya IATF 16949, standar yang serupa bernama ISO/TS 16949 sudah lebih dulu digunakan dalam industri otomotif. ISO/TS 16949 diciptakan oleh gabungan antara IATF dan International Organization for Standardization (ISO). Namun setelah tahun 2016, IATF memutuskan untuk mengembangkan standar sendiri yang lebih spesifik untuk industri otomotif, sehingga ISO/TS 16949 dihapus dan digantikan oleh IATF 16949. Salah satu perubahan signifikan dalam IATF 16949 adalah fokus yang lebih ketat pada keamanan produk. Standar ini menekankan pada proses yang sangat teliti dalam memastikan keamanan produk mulai dari awal hingga akhir siklus pemakaian produk. Hal ini termasuk persyaratan khusus yang ada pada rencana kontrol dan evaluasi risiko, serta persyaratan keamanan produk.

Mengapa Harus Upgrade ke Standar IATF 16949?
Tujuan utama dari IATF 16949 adalah untuk menciptakan sistem manajemen mutu yang efektif yang dapat meminimalkan cacat produk. Standar ini berlaku untuk seluruh perusahaan yang terlibat dalam desain, pengembangan, produksi, pemasaran, dan pemeliharaan produk otomotif. Melalui standar IATF 16949 ini, perusahaan diharapkan dapat meningkatkan konsistensi kualitas produk dan mengurangi variasi dalam proses produksi, sehingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, audit mutu IATF 16949 dibutuhkan untuk menilai efektivitas sistem manajemen mutu. Audit mutu dalam konteks IATF 16949 melibatkan penilaian sistem manajemen mutu perusahaan untuk memastikan bahwa semua proses berjalan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Hasil audit tersebut kemudian digunakan untuk memberikan rekomendasi perbaikan dan memastikan bahwa perusahaan dapat mempertahankan sertifikasi. Sertifikasi IATF 16949 membawa berbagai manfaat bagi perusahaan otomotif, antara lain: (1) Peningkatan Kualitas Produk: Dengan menerapkan standar ini, perusahaan dapat meningkatkan kualitas produk mereka dan mengurangi jumlah cacat, (2) Kepuasan Pelanggan: Penerapan sistem manajemen mutu yang efektif berkontribusi pada peningkatan kepuasan pelanggan, (3) Efisiensi Operasional: Proses yang lebih terstruktur dan sistematis membantu perusahaan beroperasi dengan lebih efisien, mengurangi biaya operasional, (4) Pengakuan Global: Sertifikasi IATF 16949 diakui secara internasional, memberikan keunggulan kompetitif di pasar global.

Persyaratan Audit Sertifikasi IATF 16949
Proses audit mencakup pemeriksaan dokumentasi, wawancara dengan staf, serta observasi langsung terhadap proses produksi. Auditor akan menilai sejauh mana perusahaan mematuhi persyaratan IATF 16949 dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan. Audit IATF 16949 biasanya dibagi menjadi dua tahap: (1) Audit Tahap 1, Pada tahap ini, auditor melakukan analisis awal terhadap sistem manajemen mutu yang ada. Ini mencakup pemeriksaan dokumentasi, tujuan, hasil tinjauan manajemen, dan audit internal perusahaan. Auditor akan mengidentifikasi kesenjangan antara praktik yang ada dengan persyaratan IATF 16949, (2) Audit Tahap 2, Setelah audit tahap pertama, audit tahap kedua dilakukan dalam waktu maksimal 90 hari. Pada tahap ini, auditor melakukan evaluasi lebih mendalam terhadap implementasi sistem manajemen mutu di lapangan. Auditor akan memeriksa proses, orang-orang yang terlibat, dan hasil yang dicapai untuk memastikan bahwa semua aspek dari IATF 16949 diterapkan secara efektif.

Terdapat tiga kriteria dan persyaratan yang harus disiapkan untuk melakukan proses audit mutu IATF 16949, (1) Kompetensi Auditor: Auditor harus memiliki kompetensi yang sesuai untuk melakukan audit otomotif, termasuk pemahaman tentang pendekatan berbasis risiko dan penggunaan “Core Tools” dalam proses audit. Perusahaan juga harus memiliki proses terdokumentasi untuk memverifikasi kompetensi auditor internal dan pihak kedua, (2) Pendekatan Berbasis Risiko: Audit harus dilakukan dengan mempertimbangkan risiko yang mungkin terjadi dalam proses produksi. Hal ini membantu dalam mengidentifikasi area yang berpotensi menyebabkan cacat produk dan memungkinkan perusahaan untuk mengambil tindakan pencegahan, (3) Peningkatan Berkelanjutan: Selama audit, auditor akan mengevaluasi sejauh mana perusahaan menerapkan prinsip perbaikan berkelanjutan. Ini mencakup pengelolaan ketidaksesuaian, penyelesaian masalah, dan pengambilan tindakan perbaikan ketika diperlukan.

Perusahaan sebaiknya melakukan audit mutu IATF 16949 pada beberapa waktu tertentu untuk memastikan sistem manajemen mutu mereka tetap efektif dan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Berikut adalah beberapa situasi untuk melaksanakan audit mutu, (1) Sebelum sertifikasi. Sebelum perusahaan mengajukan sertifikasi IATF 16949, penting untuk melakukan audit internal guna memastikan bahwa semua proses dan dokumentasi telah sesuai dengan persyaratan standar. Audit ini membantu mengidentifikasi kekurangan yang perlu diperbaiki sebelum audit eksternal dilakukan, (2) Saat menemukan ketidaksesuaian. Jika selama audit sebelumnya ditemukan ketidaksesuaian atau masalah kualitas, perusahaan harus segera melakukan audit tambahan untuk memastikan bahwa tindakan perbaikan yang diambil efektif dan tidak ada masalah lain yang muncul, (3) Sebelum audit eksternal. Menjelang audit eksternal oleh lembaga sertifikasi, perusahaan sebaiknya melakukan audit internal sebagai persiapan. Hal ini dapat membantu memastikan bahwa semua dokumen dan proses audit telah diperiksa dan siap untuk dievaluasi oleh auditor eksternal, (4) Saat pembaruan standar. Dengan adanya pembaruan dalam standar IATF 16949 (seperti Edisi ke-6 yang akan berlaku mulai 1 Januari 2025), perusahaan perlu melakukan audit untuk mengevaluasi kesesuaian sistem manajemen mutu mereka dengan persyaratan terbaru dari standar tersebut.

Implementasi IATF 16949 di Indonesia
Indonesia sendiri masuk dalam 10 peringkat teratas pada sebagai negara dengan manufaktur bersertifikasi IATF 16949 dengan jumlah sertifikat 1.569 tahun. Salah satu perusahaan yang telah menerapkan standar IATF 16949 yaitu PT X. PT X telah melakukan implementasi peningkatan IATF 16949:2016 untuk bisnin kayu interior mobil. PT X telah memperoleh sertifikasi terstandar IATF 16949 yang merupakan standar internasional pada industri otomotif. Sertifikasi tersebut berlaku hingga 31 Maret 2024 dalam sistem manajemen mutu yang sudah diperoleh untuk 77,7% sistem grup.

Implementasi IATF 16949 memberikan banyak manfaat bagi perusahaan otomotif. Beberapa diantaranya adalah: (1) Kemampuan Mencapai Standar: Produk yang diproduksi harus memenuhi semua persyaratan peraturan dan keinginan konsumen, (2) Peningkatan Kepuasan Pelanggan: Melalui aplikasi sistem yang efektif, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, (3) Proses Continual Improvement: Perusahaan biasa melaksanakan proses perbaikan sistem yang berkesinambungan, (4) Identifikasi Risiko Bisnis: Perusahaan dapat mengidentifikasi dan mengatasi risiko terkait dengan operasionalnya, (5) Efisiensi Produksi: Kerja yang lebih efisien meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya internal, (6) Responsibilitas Sosial: Dokumentasi dan implementasi kebijakan merupakan tanggung jawab perusahaan untuk meningkatkan responsibilitas sosial, (7) Akreditasi Pihak Berwenang: Perusahaan dapat menerima pengakuan dari pihak berwenang, (8) Keamanan Produk: Produktifitas yang lebih aman dan handal, serta tindakan pencegahan cacat produk.

IATF 16949 merupakan standar penting dalam industri otomotif yang membantu perusahaan dalam meningkatkan kualitas produk dan efisiensi operasional. Melakukan audit mutu IATF 16949 secara teratur dan pada waktu-waktu strategis sangat penting untuk menjaga kualitas produk dan kepuasan pelanggan. Audit ini tidak hanya membantu dalam memenuhi persyaratan sertifikasi tetapi juga berkontribusi pada perbaikan berkelanjutan dalam perusahaan. Melalui audit mutu yang terstruktur, perusahaan dapat memastikan bahwa mereka memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan oleh standar ini. Dengan demikian, sertifikasi IATF 16949 tidak hanya menjadi kesempatan untuk memasuki pasar internasional tetapi juga mendukung perbaikan berkelanjutan dalam perusahaan. (*)

Emi Kusmaeni, S.E., M.AkPenulis:
Emi Kusmaeni, S.E., M.Ak. adalah
– Dosen tetap STIESIA Surabaya pada prodi Akuntansi sejak tahun 2010.
– Selain mengajar beliau juga aktif dalam kegiatan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *