Otoplasa.co, Jepang – Usulan Presiden FIA, Mohammed Ben Sulayem untuk kembali mempopulerkan F1 dengan mesin V10 mendapat respon bertolak belakang dari Presiden Honda Racing Corporation (HRC), Koji Watanabe. Sebagai raksasa otomotif asal Jepang, Honda lebih fokus memilih teknologi Elektrifikasi dan Hybrid sebagai basis alih teknologi ke mesin-mesin mobil produksi massal.
Demikian alasan Honda bahwa balapan masih boleh jalan asalkan tetap berkontribusi utama dalam penentuan strategi pengembangan teknologi mesin masa depan yang lebih ramah lingkungan. Untuk itu usulan Presiden FIA, Mohammed Ben Sulayem yang menginginkan kembalinya era F1 bermesin 10 silinder dengan suara yang melengking sudah lewat. Karena itu sudah tak sejalan dengan strategi pemasaran marketing dan produksi mesin produksi massal.
Honda memastikan tetap berkomitmen pada strategi elektrifikasinya di ajang Formula 1 dan menolak usulan untuk kembali ke era mesin V10. Penegasan ini disampaikan Koji Watanabe, menanggapi wacana yang sempat dilontarkan Presiden FIA, Mohammed Ben Sulayem, terkait kembalinya mesin bersuara nyaring dengan bahan bakar berkelanjutan.

“Pendapat kami tidak berubah,” ujar Watanabe.
“Elektrifikasi sangat penting bagi Honda, dan itulah alasan utama kami tetap berpartisipasi di F1,” tegasnya.
Watanabe menambahkan bahwa Honda melihat Formula 1 sebagai laboratorium pengembangan teknologi yang berdampak langsung pada produk konsumen. Teknologi hybrid yang digunakan di F1 menjadi fondasi penting dalam pengembangan mobil listrik dan hybrid produksi massal Honda.
Adapun beberapa teknologi F1 yang telah diterapkan Honda pada mobil jalan raya antara lain:
– Regenerative Braking (pengereman regeneratif): Sistem ini pertama kali disempurnakan di lintasan balap dan kini menjadi fitur standar di banyak mobil hybrid Honda, seperti Honda CR-V dan Accord Hybrid.
– Thermal Efficiency Optimization: Efisiensi termal mesin F1 mencapai lebih dari 50 persen. Teknologi ini menginspirasi pengembangan mesin turbo kecil yang efisien dan bertenaga di model seperti Honda Civic Turbo.
– Energy Recovery System (ERS): Teknologi ini mengubah panas dan energi kinetik menjadi tenaga listrik, yang diterapkan pada sistem hybrid Honda untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar.
– Lightweight Materials: Penggunaan material ringan dari riset F1 membantu menurunkan bobot kendaraan produksi massal, yang berkontribusi pada efisiensi dan performa.
Sementara itu di sisi lain, kerja sama Honda dengan Aston Martin di 2026 bakal menjadi kekuatan baru di F1 era modern. Saat itu tiba, baik Honda dan Aston Martin bakal diperkuat desainer legendaris Adrian Newey. Kombinasi mereka saat ini pun telah menjadi sorotan di musim F1 mendatang.
Kolaborasi ketiganya diprediksi bakal mengubah peta persaingan, meski masih ada teka-teki siapa yang akan menjadi pembalap utama di Aston Martin pada musim 2026. Apakah Fernando Alonso atau Lance Stroll bahkan Yuki Tsunoda?
Semuanya masih menunggu kepastian beberapa bulan ke depan. (boi)