Otoplasa.co, Jakarta – Isu liar bahwa mobil listrik Chery mudah terbakar segera mendapat tanggapan dari PT Chery Sales Indonesia (CSI). Dampak dari video yang tersebar di media sosial itu sangat marak dengan menyebutkan bahwa puluhan unit yang terbakar di area penyimpanan Bekasi merupakan Chery Omoda listrik.
Seiring dengan semakin liarnya isu tersebut, PT Chery Sales Indonesia melakukan klarifikasi. Bahwa informasi yang berkembang tidak akurat. Perusahaan menegaskan bahwa insiden tersebut tidak terkait dengan kendaraan listrik. Unit yang terdampak dalam insiden kebakaran merupakan Knock-Down (KD) Kit dari kendaraan dengan mesin pembakaran internal (Internal Combustion Engine/ICE), bukan kendaraan listrik. Hal ini diperkuat dengan bukti foto yang menunjukkan adanya lubang pengisian bahan bakar minyak (BBM), yang hanya ditemukan pada mobil bermesin konvensional.
Selain itu, PT CSI juga menegaskan bahwa lokasi kejadian bukan berada di dalam pabrik atau gudang resmi Chery, melainkan di area outsourcing yang dikelola oleh pihak ketiga. Oleh karena itu, kabar yang menyebut bahwa kebakaran tersebut melibatkan kendaraan listrik dinilai keliru.
Apakah Baterai Mobil Listrik Rentan Terbakar?
Dalam konteks keamanan baterai kendaraan listrik, berbagai penelitian menunjukkan bahwa baterai lithium-ion yang digunakan pada mobil listrik dirancang dengan standar keamanan tinggi. Sistem manajemen baterai (Battery Management System/BMS) secara aktif mengontrol suhu dan arus listrik untuk mencegah risiko korsleting atau overcharging yang bisa memicu kebakaran.
Menurut data dari National Fire Protection Association (NFPA) dan National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) di Amerika Serikat, kendaraan listrik tidak lebih rentan terhadap kebakaran dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar bensin atau diesel. Bahkan, frekuensi kebakaran pada kendaraan listrik cenderung lebih rendah dibandingkan mobil konvensional.
Sebagai bentuk komitmen terhadap keamanan, produsen mobil listrik juga melakukan berbagai uji ketahanan, termasuk uji tabrak dan uji termal, guna memastikan baterai tetap stabil dalam berbagai kondisi ekstrem.
Berdasarkan fakta yang ada, dapat disimpulkan bahwa baterai mobil listrik tidak mudah terbakar selama digunakan sesuai dengan standar keamanan yang telah ditetapkan. Insiden kebakaran yang terjadi di Bekasi pun tidak berkaitan dengan kendaraan listrik, melainkan melibatkan kendaraan berbahan bakar konvensional. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan untuk lebih selektif dalam menerima informasi dan memastikan sumber berita yang terpercaya sebelum menyimpulkan suatu kejadian. (ton)