Otoplasa.co, Thailand – Tak hanya Indonesia, bisnis otomotif di Thailand juga sedang tak baik-baik saja. Penyebabnya adalah lemahnya kendaraan baru yang terserap pasar alias penjualan yang menurun drastis akibat daya beli masyarakat yang menurun.
Thailand, yang dikenal sebagai pusat industri otomotif di Asia Tenggara, sedang menghadapi krisis serius dengan penurunan penjualan mobil yang mencapai titik terendah dalam 15 tahun terakhir. Data dari Federasi Industri Thailand menunjukkan bahwa total penjualan mobil domestik sepanjang 2024 hanya mencapai 572.675 unit, atau turun 26% dibandingkan tahun sebelumnya.
Faktor Penyebab Penurunan Penjualan
Beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap penurunan drastis ini antara lain:
1. Kebijakan Kredit yang Lebih Ketat:
Lembaga pembiayaan memperketat persetujuan kredit kendaraan, dengan tingkat penolakan mencapai sekitar 70% sepanjang 2024. Hal ini membuat konsumen kesulitan mendapatkan pembiayaan untuk pembelian mobil baru.
2. Tingginya Utang Rumah Tangga:
Rasio utang rumah tangga Thailand mencapai 86% dari Produk Domestik Bruto (PDB), tertinggi di Asia Tenggara. Kondisi ini menurunkan daya beli masyarakat dan mempengaruhi keputusan pembelian kendaraan.
3. Penurunan Ekspor dan Produksi:
Ekspor mobil Thailand turun 8,8% menjadi 1,02 juta unit pada 2024, sementara total produksi kendaraan menurun 20% menjadi 1,47 juta unit. Penurunan ini disebabkan oleh kondisi geopolitik yang bergejolak, kompetisi kendaraan listrik, dan pengetatan batas emisi di beberapa negara tujuan ekspor.
Langkah Pemerintah untuk Mengatasi Krisis
Untuk mengatasi krisis ini dan merangsang kembali industri otomotif, pemerintah Thailand mempertimbangkan beberapa langkah strategis, seperti:
1. Skema Tukar Tambah:
Pemerintah sedang dalam tahap awal pembahasan skema tukar tambah kendaraan lama dengan diskon untuk pembelian mobil baru, termasuk kendaraan listrik (EV). Konsumen dapat menukar kendaraan lama mereka dengan imbalan diskon pada pembelian kendaraan baru, sementara kendaraan yang ditukar akan dibuang.
2. Penyitaan Kendaraan:
Pemerintah juga mempertimbangkan mekanisme penyitaan bagi pemilik kendaraan yang mengalami gagal bayar atau tidak memenuhi regulasi. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi jumlah kendaraan tua yang beremisi tinggi di jalan raya.
Tantangan dan Prospek ke Depan
Meskipun langkah-langkah tersebut menunjukkan komitmen pemerintah untuk mengatasi krisis, tantangan tetap ada. Persaingan dari produsen kendaraan listrik Tiongkok seperti BYD dan Great Wall Motors yang telah berinvestasi besar di Thailand menambah tekanan bagi produsen mobil tradisional. Namun, dengan implementasi kebijakan yang tepat dan kolaborasi antara pemerintah dan industri, ada harapan untuk pemulihan sektor otomotif Thailand di masa mendatang.
Kira-kira kebijakan apa yang bisa ditiru untuk diterapkan di Indonesia? (ton)