Otoplasa.co – Jangan berdiam diri ketika bertemu dengan keterbatasan khususnya selama pandemi Covid-19. Contohnya adalah crosser merangkap rider Onesixeight Racing Team, yang selalu tampil sensasional dan visioner, terkait berbagai ide-ide segar. Kini dia sibuk dengan teman barunya yang cantik dan eksotis, yaitu burung macaw.
Sejak awal jumpa Mevans, saat laga di event Motocross Open Championship di sirkuit Gunung Kelud 2019 silam. Nama Onesixeight Motocross Team, tampil spektakuler di tengah krisis team saat itu. Dimana suasana dan mega-nya paddock, serta jajaran crosser-crosser Onesixeight Motocross Team, berhasil membalik persepsi terjadinya krisis.
Itu sedikit ilustrasi dari kiprah dan performa Onesixeight Motocross Team, yang selalu menjadi energi positif, bagi kalangan penghobi otomotif di sekelilingnya. Termasuk cara menyiasati masa pandemi dan PPKM, setelah aktifitas yang sifatnya hobi dan kerumunan semakin terbatasi.
Otomatis jadwal motocross, supermoto dan superbike, yang sejatinya menjadi hobi utama Mevans, terus tertunda. Demi mengusir kejenuhan di tengah kesendirianya, pria berstatus single parents itu mencari solusi dan alternatif aktifitas hobi baru. Tak lain, untuk menjaga atmosfir kebahagiaan dan kesenangan, di tengah kesendirianya.
Yaitu memelihara burung Macaw, asal Karibia yang bereksodus ke Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Jadwal aktifitas sang Pangeran Nurhikmah Putra Jaya, kembali padat. Itu juga belum ditambah aktifitas badminton, dengan keluarga besar Onesixeight Racing Team dan kolega.
Dan aktifitas bersepeda disetiap weekend, melintasi kawasan mega metropolis Jakarta, untuk mengolah cardio vavscular. Kendati demikian, Mevans tetap jeli membagi waktu, kapan jadwal training motocross dan bermain burung Macaw piaraanya.
“Jadi, jangan sampai mengganggu hobi di motocross maupun superbike, “tegas Mevans.
Lantas, sampai sejauh mana, intensitas kesibukan Pria Metroseksual itu dengan burung Macaw ?
“Kalau burung Macaw saya memilikinya sudah lama, hampir di 4 tahun silam, sebelum ramai dan sebelum menjadi incara para sultan penghobi burung di tanah air, “ujar Mevans.
Karena di 4 tahun silam itu, cukup banyak bisnis yang saya kelola, hingga saya mesti bolak-balik terbang ke luar negeri. “Jadi memang lama saya tinggalkan dan hanya diurus oleh team pawang saya,” tambahnya.
Dan sebagai catatan penting, sejak remaja Mevans dikenal sudah memiliki hobi memelihara hewan jenis unggas. Bisa jadi turunan hobi almarhum Papa saya. Selain sering menyampaikan berbagai wejangan, secara tak langsung Papa juga menularkan hobinya kepada putra petarungnya. Sebab, saat itu Papa sering mengajak memburu jenis burung kicauan, di berbagai wilayah Jawa sampai luar pulau, demi hobinya.
“Otomatis, serapan ilmu otodidak soal burung, saya jadi memahaminya,” kenang Mevans.
“Jujur, saya terpikat burung Macaw karena keunikanya. Dari postur, premium kombinasi warna bulu, kuat merepresentasikan sebuah perilaku yang tegas, cerdas juga energik,” imbuhnya.
Sisi lain, jenis burung dari keluarga Psittacidae, dikenal memiliki tingkat intelegensi cukup tinggi. Burung Macaw juga bisa dilatih, terbang bebas dan balik lagi ke tuan-nya, seperti merpati yang tak pernah ingkar janji.
Bahkan mudah beradaptasi di habitat sekitar. Misal, ketika dilepas di alam bebas, dia bisa menunjukan manuver tajam dan gerakan eksotis. Asyiknya lagi, dia bisa mengenal lebih dekat tuan-nya. Jadi, bisa diajak bermain, bekerja dan aktifitas lain.
Seperti terbang mengawal layaknya jet tempur, saat tuan-nya riding. Sebab, itu di awal mengenalnya saya langsung beli tiga jenis. Terbagi Blue and Gold Macaw, Green Winged Macaw dan Double Catalina Macaw.
Ketika dikonfirmasi soal harga, Mevans menjawabnya dengan senyuman. “Bagi saya, kesenangan dan kebahagiaan dari sebuah hobi, sulit untuk diukur dengan uang mas,” bisik Mevans.
Terpenting bisa puas, merefresh pikiran kembali jernih, menjalankann pekerjaan jadi fokus, serta mudah menghadirkan ide-ide segar. Suasana tenang dan fokus ini justru lebih mahal harganya. “Saya jadi lupa dan tak pernah lagi melihat kaca spion, seperti istilah anak milenial masa kini, yang biasa mengkonotasikan masa lalu,” sebut Mevans yang belakangan ini disibukan pelatihan free flight burung Macaw-nya.
Kali ini Mevans juga berbagi tips soal free flight burung Macaw. Pertama usahakan kenal lebih dulu dengan tuan-nya, kira-kira sampai meluluhkan hatinya. Melalui, setia merawatnya memberi makanan, memandikan, hingga mengeringkanya dengan hair dryer. “Salutnya, burung Macaw cukup setia dan tak mudah berkianat, memahami siapa tuan-nya,” sebut Mevans.
Usai terbangun chemistry, lepas dalam ruangan lebih dulu selama seminggu. “Setelah itu, saya baru berani melepaskanya di alam bebas,” jelas Mevans yang selalu membawa peluit ultrasonic untuk memanggilnya saat pelatihan free flight.
Kalau menu makanan dan suplemen pokok, untuk pertumbuhan intelegensinya. Saya berikan air mineral, sayuran brokoli, wortel, kentang, buah, pellet, bubur gandum sayuran dan beras merah. Perasaan senang saat merawatnya, si Macaw kadang mengajak manja-manjaan.
“Ada interaksi dua arah yang timbul, layaknya kesetiaan manusia yang masih memiliki empati,” pungkas Mevans. (anto)
