Beyond The Auto's Enthusiasm
IndeksContact Us

Axel Pons Mantan Pembalap Moto2 Paling Berani

Rela Tinggalkan Kecepatan Demi Ketenangan Jiwa

Orang Tua Axel Pons

Otoplasa.co, Pakistan – Tak banyak orang meninggalkan zona nyaman dalam hidupnya. Namun hal berbeda dilakukan oleh Axel Pons, mantan pembalap Moto2 yang rela meninggalkan kecepatan demi ketenangan jiwa. Langkah yang diambilnya sangat berani karena harus meninggalkan keglamouran duniawi.

Pons lebih memilih berjalan kaki dari Spanyol menuju India. Saat tiba di Pakistan, akhirnya terungkap identitas dan tekad kuatnya dalam menyusuri makna kehidupan yang dipilihnya. Tercatat dia telah enam tahun mengembara dari Barat menuju ke Timur. Hebatnya lagi bila dulu terbiasa memakai sepatu balap seharga puluhan juta, kini putra dari pembalap Sito Pons itu lebih baik telanjang kaki alias nyeker.

Padahal ragam jalanan yang dilaluinya berjarak puluhan ribu mil. Itu belum ditambah kondisi cuaca baik terik, hujan, dingin maupun kondisi siang dan malam. Selain itu faktor keamanan bertemu dengan tipikal dan perangai berbagai orang juga menguji keberanian tersendiri. Tak salah dia adalah pembalap bernyali paling berani sedunia.

Axel Pons Pembalap Moto2 Paling Berani
Penampilan Axel Pons Sekarang Demi Ketenangan Jiwa

Kalau mau jujur, mungkin tak ada pembalap lain yang mau mengikuti jejak Axel Pons. Dunia balap apalagi yang telah mempunyai nama di list ajang MotoGP, kontrak miliaran rupiah dan uang sponsor, benar-benar sulit ditolak, bilamana pembalap bersangkutan pernah naik podium atau meraih prestasi. Jangankan naik podium, menjadi test rider pun juga berkesempatan mendapatkan gaji besar bila mendapatkan tim yang tepat.

Nah Axel Pons benar-benar berbeda. Sebagai mantan pembalap Moto2, dia tertangkap kamera oleh Youtuber Pariwisata Pakistan dan saluran YouTube Wahaj Ali B. Meski berupaya menyembunyikan identitas awalnya dengan menyebut nama dirinya Isa, lalu dia berterus terang dengan mengaku bernama Axel.

“Aku mulai berjalan tiga tahun dan merasakan semua beban tubuhku telah terlepas. Aku hanya membawa ransel serta mulai berjalan tanpa sepatu,” ungkap Pons.

“Kemudian berlanjut sekitar 15 bulan yang lalu, saya sudah siap dan mulai berjalan ke arah timur, ke arah matahari. Inilah yang saya lakukan tahun lalu, dan hasilnya sungguh indah,” lanjutnya.

Pons menegaskan gaya hidup lamanya yang terbiasa berjalan cepat dengan motornya, kini kalah indah dengan apa yang dilakukannya sekarang. “Saya mulai mempertanyakan apa gunanya menjalani kehidupan yang begitu cepat. Saya mulai berjalan lebih lambat, lebih lambat, lebih lambat, hingga sekarang saya berjalan perlahan, perlahan, dan menghargai setiap detail kehidupan,” pungkas Pons.

Ya, itulah jalan hidup dimana setiap orang berhak melakukan sesuai keinginan dan keyakinannya. (ton)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *