Beyond The Auto's Enthusiasm
IndeksContact Us

Airbus Toshiba Kolaborasi Bikin Motor Listrik Hidrogen

Bikin Pesawat Ramah Lingkungan

Airbus Toshiba Motor Listrik Hidrogen

Otoplasa.co, Jepang – Airbus bersama Toshiba berkolaborasi membikin motor superkonduktor listrik berbahan hidrogen cair. Dengan terobosan ini bakal lahir pesawat terbang yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Seperti diketahui bukan rahasia lagi, area bandara terbang terutama apron (parkir pesawat, bongkar muat, dan pemeliharaan pesawat) merupakan lokasi tinggi emisi. Lalu-lalang pesawat yang beroperasi menjadi lingkungan yang tak ramah bagi petugas bandara di lapangan. Berkat kepedulian akan emisi yang lebih bersih, baik Airbus dan Toshiba telah merancang pesawat masa depan yang menggunakan hidrogen sebagai sumber tenaga. Kolaborasi ini tidak hanya fokus pada pemanfaatan hidrogen cair, melainkan juga sebagai perangkat pendingin untuk sistem propulsi. Hasilnya adalah alat transportasi yang lebih efisien dengan daya angkut dan jelajah yang lebih baik di dunia penerbangan.

Hidrogen merupakan opsi bahan bakar paling menjanjikan untuk penerbangan tanpa emisi, terutama karena memiliki densitas energi tinggi dan hanya menghasilkan air sebagai emisi utama. Namun, penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar menghadirkan tantangan praktis. Hidrogen memerlukan ruang penyimpanan lebih besar dibandingkan bahan bakar penerbangan konvensional dan harus disimpan pada suhu kriogenik di bawah -253°C (-423°F), yang menambah kompleksitas penyimpanan dan penggunaannya di pesawat.

Airbus Toshiba Motor Listrik Hidrogen
(Ilustrasi) Pesawat terbang listrik lebih ramah terhadap para pekerja di Apron Bandara

Pada pesawat jenis ini, hidrogen biasanya digunakan dalam sel bahan bakar yang menghasilkan listrik untuk menggerakkan motor listrik atau mengisi sistem baterai. Namun, motor listrik yang cukup kuat untuk pesawat berukuran standar cenderung berat, sehingga mengurangi efisiensinya. Rasio daya terhadap berat yang rendah ini menjadi salah satu tantangan utama yang harus diatasi industri penerbangan agar penerbangan bertenaga hidrogen dapat diaplikasikan secara luas.

Airbus dan Toshiba bekerja sama untuk mengatasi tantangan ini dengan menggunakan hidrogen cair yang sama sebagai bahan bakar dan pendingin motor superkonduktor. Material superkonduktor, saat didinginkan hingga suhu sangat rendah, dapat menghantarkan listrik dengan resistansi nyaris nol. Hal ini memungkinkan penggunaan magnet yang lebih kuat dan motor listrik yang lebih efisien.

Menurut Airbus, motor superkonduktor yang dikembangkan dalam kolaborasi ini bisa lebih dari tiga kali lebih ringan dibandingkan motor konvensional, dengan efisiensi powertrain mencapai 97%. Tingkat efisiensi ini memungkinkan motor menghasilkan daya lebih besar dengan sistem yang lebih kecil dan ringan, sangat ideal untuk digunakan pada pesawat, di mana setiap pertambahan bobot kg pada bodi pesawat akan mempengaruhi performa dan efisiensi bahan bakar.

Kesepakatan Airbus dan Toshiba sendiri resmi saat ajang Japan Aerospace 2024. Kedua perusahaan raksasa ini mengintegrasikan proyek demonstrator Cryoprop Airbus dengan pengembangan prototipe motor superkonduktor berkapasitas 2 megawatt yang telah dilakukan Toshiba selama puluhan tahun. Kedua perusahaan ini menggabungkan keahlian mereka untuk melampaui batasan motor listrik saat ini, dengan tujuan menciptakan motor yang memenuhi tuntutan ketat di industri penerbangan.

“Bermitra dengan Toshiba memberikan peluang unik untuk melampaui keterbatasan motor listrik konvensional dan sebagian superkonduktor saat ini,” kata Grzegorz Ombach, Wakil Presiden Senior Airbus sekaligus Kepala Penelitian dan Teknologi Disruptif.

“Melalui kolaborasi ini, kami berupaya menghadirkan teknologi terobosan yang dapat membuka kemungkinan desain baru, khususnya untuk pesawat bertenaga hidrogen masa depan Airbus. Kemitraan ini merupakan langkah penting dalam pengembangan teknologi motor superkonduktor untuk memenuhi kebutuhan industri penerbangan,” lanjutnya.

Asal tahu saja teknologi superkonduktor sebenarnya bukan hal baru, dimana telah digunakan dalam pemindai CAT, akselerator partikel, dan beberapa jaringan transmisi daya. Namun, mengintegrasikannya ke dunia penerbangan menghadirkan tantangan signifikan karena persyaratan pendinginan ekstrem. Dengan memanfaatkan sifat kriogenik hidrogen cair, Airbus dan Toshiba berharap motor superkonduktor dapat lebih praktis untuk digunakan dalam propulsi pesawat.

Kemitraan ini menandai langkah penting dalam pengembangan penerbangan bertenaga hidrogen, yang dipandang sebagai komponen kunci dalam upaya industri penerbangan mengurangi emisi karbon. Kombinasi teknologi superkonduktor dan hidrogen sebagai bahan bakar sekaligus pendingin menawarkan jalur menjanjikan menuju pesawat tanpa emisi yang lebih efisien. Jadi selamat datang era pesawat komersial listrik. (ton)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *